Sejak pandemi virus corona bermula pada pekan terakhir Desember 2019, para ahli menemukan bahwa virus tersebut dapat menyebar dari percikan bersin dan batuk orang yang terinfeksi.
Sejumlah protokol seperti mencuci tangan dan menjaga jarak aman satu sama lain direkomendasikan sebagai tindakan pencegahan.
Orang-orang diminta menjaga jarak sejauh enam kaki atau sekitar dua meter, serta menghindari kerumunan dan tempat-tempat yang ramai.
Pemakaian masker menjadi hal wajib di banyak negara, ditunjang dengan face shield sebagai pelengkap agar lebih aman.
Sebelumnya, para imuwan telah melaporkan kekurangan dalam penelitian yang diminta oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengenai pengurangan jarak fisik (physical distancing).
Menurut para ilmuwan ini, hal ini berpengaruh terhadap risiko infeksi virus corona bila jarak fisik yang ideal tidak diterapkan.
Baca Juga: Patah Tulang, Ke Dokter Atau Ke Tukang Urut? Ini Jawabannya
Baca Juga: 9 Makanan yang Dapat Mencegah Tulang Keropos Dengan Diet Osteoporosis
Dilansir dari The Guardian, studi tersebut menyatakan penelitian WHO soal pengurangan jarak fisik dari 2 meter jadi 1 meter tidak boleh menjadi acuan.
Source | : | The Guardian,WHO,Center for Disease Control and Prevention,Gridhealth.id |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar