GridHEALTH.id - Kram atau nyeri pada perut merupakan hal yang umum dialami sebelum dan saat siklus bulanan menstruasi.
Kram perut ini biasanya dirasakan di perut bagian bawah, dan bagi beberapa orang hal ini sangat tidak nyaman dan mengganggu aktivitas harian.
Rasa keram disebabkan saat prostaglandin atau hormon lipis menyebabkan kontraksi otot rahim untuk melepaskan telur yang belum dibuahi dan dinding rahim.
Namun tak semua rasa keram perut disebabkan oleh haid pada wanita. Ada beberapa alasan yang bisa jadi penyebabnya, dan 5 hal ini ada di antaranya seperti disarikan dari Women Health Magazine dan dokter.id
1. Kram perut hebat dengan volume darah menstruasi yang banyak
Bisa jadi yang dialami adalah mioma uteri. Tumor jinak ini tumbuh di dalam atau luar otot rahim. Penyebabnya masih tidak diketahui, akan tetapi mioma uteri sangat sering ditemukan, terutama pada wanita yang berusia 30-40 tahun.
Nyeri perut yang dirasakan kemungkinan disebabkan oleh peradangan atau karena mioma menekan rahim.
Untuk mengatasinya, kita perlu segera memeriksakan diri ke seorang dokter. Nanti dokter akan menentukan apakah mioma perlu diangkat atau tidak.Hal ini biasanya tergantung pada lokasinya dan seberapa besar ukurannya.
Baca Juga: 10 Tanda Wanita Sedang Hamil Muda, Mulai dari Sembelit hingga Kram Perut
Baca Juga: Lagi Tren Masker Sperma Untuk Atasi Jerawat, Padahal Ini Risikonya
Untuk mengatasi rasa nyeri sebelum mioma diangkat, dokter dapat menyarankan pasien mengonsumsi pil KB karena mioma merupakan tumor yang sensitif terhadap estrogen.
2. Nyeri ringan tetapi terus-menerus
Jika mengalami hal ini, mungkin disebabkan penyakit radang panggul (PID). PID merupakan suatu infeksi berat pada rahim, indung telur, dan atau saluran telur.
Dapat disebabkan oleh suatu penyakit menular seksual yang tidak diobati seperti klamidia atau gonorea, yang seringkali memang tidak menunjukkan gejala apa pun.
Nyeri yang terjadi biasanya ringan dan tidak terasa menusuk, hanya membuat perut terasa tidak nyaman. Saat datang bulan, rasa nyeri ini mungkin akan terasa lebih hebat.
Segera periksakan diri ke dokter agar dapat memperoleh pengobatan segera. Infeksi ini dapat disembuhkan, akan tetapi bila dibiarkan terlalu lama, maka dapat terbentuk jaringan parut pada organ reproduksi yang akan berisiko mengganggu pembuahan (sulit hamil).
3. Nyeri tajam pada satu sisi
Jika mengalami hal ini, kemungkinan mengalami torsio ovarium. Torsio ovarium terjadi saat sesuatu (misalnya kista) membuat indung telur (ovarium) terpuntir, sehingga "tercekik" dan tidak mendapatkan aliran darah.
Rasa nyeri biasanya sangat hebat dan gangguan ini membutuhkan penanganan segera. Jika tidak segera diatasi, ovarium dapat mengalami "kematian" dan tidak dapat berfungsi lagi.
Baca Juga: Wajib Tahu, Manfaat 6 Peralatan Dapur Dijemur Dibawah Sinar Matahari
Baca Juga: Bayi Tidur Tak Berkualitas , Timbulkan Gangguan Mental di Saat Remaja
Untuk mengatasinya, dokter biasanya akan melakukan tindakan pembedahan laparoskopi darurat. Kadangkala ovarium masih dapat diselamatkan. Akan tetapi, bila ovarium sudah tampak menghitam, maka ovarium harus diangkat.
4. Kram hebat yang tidak bisa diatasi dengan obat
Kemungkinan yang terjadi adalah endometriosis, yaitu suatu keadaan di mana jaringan rahim bermigrasi ke orang lain, seperti ke ovarium dan saluran telur. Seiring dengan berlalunya waktu, endometriosis dapat berkembang menjadi kista jinak.
Kram perut yang dirasakan biasanya cukup hebat hingga dapat mengganggu aktivitas harian. Tergantung pada letaknya di dalam pinggul. Mungkin juga akan mengalami nyeri saat berhubungan intim.
Untuk mengatasinya, biasanya dokter akan memberikan pil KB karena jaringan endometriosis sensitif terhadap hormon.
Akan tetapi, untuk mendapatkan hasil permanen, biasanya perlu dilakukan tindakan pembedahan laparoskopi.
Perlu diketahui bahwa endometriosis dapat mengalami kekambuhan, bahkan setelah tindakan pembedahan dilakukan.
Baca Juga: Studi: Penderita Psoriasis Juga Berisiko Alami Penyakit Sendi
5. Rasa nyeri sesudah pemasangan IUD
Jika mengalami hal ini, mungkin IUD yang dipasang kurang pas. Pada tiga bulan pertama paska pemasangan IUD, terjadinya kram perut bisa dianggap normal karena tubuh sedang beradaptasi dengan adanya benda asing ini.
Namun bila kram tak juga hilang atau tiba-tiba muncul, segera periksakan diri ke dokter kandungan untuk memastikan apakah IUD sudah terpasang dengan baik. Dokter dapat memperbaiki posisi IUD sehingga kram perut bisa teratasi. (*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | nakita.grid.id,Women Health Magazine,dokter.id |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar