Percobaan ini akan membantu peneliti mengetahui apakah obat tersebut benar-benar efektif atau hanya sugesti pasien yang merasa lebih baik karena tahu mereka telah mengonsumsi produk obat tersebut.
Apabila lolos ujia fase tiga (dinyatakan efektif dan aman) maka vaksin tersebut boleh didaftarkan ke badan pengawasan dan boleh dijual di pasaran.
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengejutkan dunia dengan mengumumkan bahwa Rusia telah menciptakan vaksin virus corona pertama di dunia yang diberi nama Sputnik-V pada Selasa (11/8/2020).
Saat laboratorium penelitian di seluruh dunia berlomba untuk mengembangkan vaksin, beberapa produsen vaksin telah menerima pembiayaan.
Hal itu dimaksudkan agar perusahaan bisa segera mempersiapkan jutaan dosis yang siap disalurkan pada 2021 atau bahkan sebelum akhir 2020.
Universitas Oxford, bekerja sama dengan grup farmasi AstraZeneca, berharap sudah mendapatkan hasilnya pada September.
Sementara itu perusahaan biotek AS Moderna, bermitra dengan Institut Kesehatan Nasional AS (NIH), menargetkan vaksin mereka dapat selesai akhir tahun, mungkin November.
Source | : | Kompas.com,NHS |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar