Presiden AS Donald Trump telah meluncurkan "Operation Warp Speed" sebagai upaya untuk mengembangkan, memproduksi, dan mendistribusikan vaksin Covid-19 ke seluruh rakyat AS pada Januari 2021.
Ratusan juta dolar telah disalurkan ke pengembangan vaksin termasuk hampir 500 juta dollar (Rp 7,3 triliun) kepada Johnson & Johnson pada akhir Maret.
AS mengalokasikan dana ke lebih banyak banyak perusahaan dibandingkan negara-negara lain di seluruh dunia.
Harapannya adalah salah satu dari perusahaan tersebut akan dapat menghasilkan vaksin untuk melawan virus corona.
Baca Juga: Pemkot Jakarta Pusat Sebar Peti Mati, Untuk Tekan Laju Covid-19 di Ibu Kota
Sejauh ini, Washington telah menyalurkan setidaknya 9,4 miliar dollar (Rp 137 triliun) kepada tujuh pengembang vaksin dan menandatangani kontrak manufaktur dengan lima di antaranya untuk menyediakan 700 juta dosis vaksin.
Pengembang yang terlibat adalah Johnson & Johnson, Moderna, Oxford/AztraZeneca, Novavax, Pfizer/BioNTech, Sanofi/GSK, dan Merck Sharp and Dohme.
Dua pengembang vaksin yakni Oxford/AztraZeneca dan Sanofi/GSK, telah menandatangani atau sedang dalam negosiasi lanjutan dengan Komisi Eropa untuk menyediakan 700 juta dosis vaksin.
Inggris sedang menegosiasikan pra-order 250 juta dosis yang tepisah dari Komisi Eropa.
Jepang mengandalkan 490 juta dosis dari tiga pemasok termasuk 250 juta dosis dari Novavax di AS.
Baca Juga: Beton Nangka Anti Aging Alami Lawan Penuaan, Hilangkan Keriput juga Melebatkan Rambut
Source | : | Kompas.com,NHS |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar