GridHEALTH.id - Ejakulasi dini merupakan salah satu problem seksual yang paling dikhawatirkan kaum pria.
Diketahui menurut Mayo Clinic, ejakulasi dini terjadi ketika sperma atau air mani dalam waktu yang singkat sebelum atau sesaat penetrasi dimulai. Ejakulasi dini bahkan bisa juga terjadi saat masturbasi.
Alhasil kondisi ini sangat berpengaruh pada keharmonisan dan kepuasan bercinta dari suatu pasangan.
Tak sedikit pria yang sering mengalaminya berakhir dengan stres dan frustasi, bahkan menghindari hubungan seksual karena takut tak bisa memuaskan pasangannya.
Sementara itu sebuah penelitian dari Drug Discovery Today Journal tahun 2016 menyebutkan bahwa sekitar 20-30% pria di dunia mengalami ejakulasi dini.
Beragam studi juga melaporkan 1 dari 3 pria di dunia ini pernah terlalu cepat ejakulasi setidaknya sekali seumur hidup.
Melihat masalah ini, lantas berapa lama kah durasi ejakulasi pria dianggap terlalu dini?
Baca Juga: Rencana Pembelajaran Tatap Muka di Kalbar Batal, Sejumlah Guru dan Murid Ditemukan Positif Corona
Menanggapi pertanyaan tersebut, Andrew C. Kramer, MD, seorang ahli urologi dari University of Maryland School of Medicine di Amerika Serikat menjawab sebenarnya tidak ada patokan batas waktu khusus yang harus dilalui pria untuk mencapai “garis akhir” setelah bercinta.
Sebab setiap pria memiliki waktu orgasme yang bervariasi, tergantung situasi dan kondisinya saat itu.
Namun Kramer mengatakan waktu rata-rata yang dibutuhkan oleh pria untuk ejakulasi normalnya akan memakan waktu sekitar 4-5 menit.
Akan tetapi, sebagian besar pakar kesehatan mengartikan waktu ejakulasi dini biasanya hanya dalam hitungan 30-60 detik atau kurang dari dua menit setelah penetrasi.
Ejakulasi dini juga ditandai dengan orgasme yang terjadi bahkan setelah rangsangan seks yang minim.
Ejakulasi dini dapat membuat seks jadi terasa tidak memuaskan bagi kedua belah pasangan yang akhirnya dapat memadamkan gairah bercinta dalam jangka panjang.
Masalah terlalu cepat ejakulasi juga bisa terjadi bersamaan dengan disfungsi ereksi alias impotensi, meski tidak selalu demikian.
Disfungsi ereksi bisa terjadi di usia berapa pun, tapi kebanyakan dialami oleh pria berusia sekitar 60 tahun ke atas. Sementara ejakulasi dini umumnya dialami oleh pria usia muda.
Baca Juga: Penyebaran Covid-19 di Indonesia Sudah Tidak Terkendali, Jauh di Atas Angka WHO
Perlu diketahui bahwa masalah ejakulasi ini bisa berakar dari beragam penyebab. Mulai masalah psikologis seperti kepercayaan diri yang terlalu rendah, stres, hingga terlalu bersemangat untuk bercinta.
Baca Juga: Anies Baswedan Dinilai Sebagai Kepala Daerah Paling Peka Tangani Covid-19
Ejakulasi dini bisa juga disebabkan oleh suatu penyakit dalam tubuh seperti hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung, meski ini tergolong jarang.
Itu kenapa sulit untuk bisa menentukan mana yang menjadi penyebab ejakulasi dini seseorang; apakah disebabkan oleh faktor psikologis, masalah struktur penis, atau justru kombinasi keduanya.
Maka, perawatan untuk ejakulasi dini biasanya juga melibatkan terapi kombinasi seperti rutin konseling bersama terapis seks dan pemberian obat-obatan tertentu.
Baca Juga: Akhir Pekan Masyarakat Wuhan Pesta, Rayakan Kebebasan dari Virus Corona
Jenis obat yang biasa digunakan untuk mengatasi ejakulasi serupa dengan obat-obatan antidepresan, misalnya Paxil (paroxetine), Zoloft (sertraline), dan Prozac (fluoxetine).
Jika diperlukan, terapis seks mungkin juga menyarankan agar kamu dan pasangan menunda berhubungan seks untuk sementara waktu sampai kemampuan ejakulasi pulih.
Selain itu, ada beberapa cara rumahan lainnya untuk membantu pria mencegah ejakulasi dini seperti teknik masturbasi khusus, dan rutin senam kegel agar orgasme lebih terkontrol.(*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | Kompas.com,Mayo Clinic |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar