GridHEALTH.id - Pandemi virus corona (Covid-19) sudah menginfeksi lebih dari 25 juta orang di dunia.
Berdasarkan data terbaru Worldometers pada Senin 31 Agustus 2020 total ada 25,384,547 kasus yang terkonfirmasi.
Dimana 850,591 diantaranya dinyatakan meninggal dunia dan 17,706,841 dinyatakan sembuh.
Terkait kasus virus corona ini, sebuah studi terbaru mengungkap perbedaan infeksi Covid-19 pada pria dan wanita.
Hal ini didasari setelah temuan sebelumnya menjelaskan kenapa pria lebih mungkin mengalami gejala parah saat terinfeksi Covid-19.
Diketahui sejak awal kemunculan virus ini, pria lanjut usia memiliki peluang meninggal akibat Covid-19 lebih tinggi dibanding wanita pada usia yang sama.
Baca Juga: Misteri Bercak-bercak Merah pada Pipi Bayi Mona Ratuliu dan Penanganannya
Dimana secara global 60 % kematian akibat Covid-19 adalah pria.
Namun, para ahli tak memahami mengapa hal ini terjadi.
Studi terbaru yang terbit di jurnal Nature ini kemudian mencoba mencari tahu apakah ada perbedaan respons kekebalan terhadap pria dan wanita yang menyebabkan hal itu terjadi.
"Kami menemukan, pria dan wanita memang mengembangkan berbagai jenis respons kekebalan terhadap Covid-19," kata penulis utama studi Akiko Iwasaki, seorang profesor di Universitas Yale seperti dilansir Science Alert, Kamis (27/8/2020).
Baca Juga: Kabar Baru dari Ridwan Kamil Usai Disuntik Vaksin Covid-19, Optimis!
"Perbedaan ini mungkin yang membuat pria lebih rentan terhadap penyakit Covid-19," imbuh seorang pakar kekebalan.
Dalam risetnya, Iwasaki dan tim mengumpulkan sampel dari hidung, air liur, dan darah dari pasien non Covid-19 yang dirawat di RS Yale New Haven, AS.
Mereka adalah kelompok kontrol. Mereka memantau kelompok kontrol ini dan melihat bagaimana respons sistem imunnya.
Para peneliti menemukan, wanita - termasuk wanita berusia lanjut (lansia) - mampu meningkatkan respons imun dengan memproduksi sel T atau limfosit T lebih banyak.
Untuk diketahui, sel T atau limfosit T adalah kelompok sel darah putih yang memainkan peran penting dalam mengenali virus dan menghilangkannya.
Baca Juga: Ciri Dahak yang Mengandung Virus Corona, Disebut Dilihat dari Warna dan Bentuknya
Sebaliknya, pria memiliki aktivitas sel T yang lebih lemah. Semakin tua usia seorang pria, semakin lemah respons sistem kekebalan tubuhnya.
Selain itu, pria juga menghasilkan lebih banyak sitokin, yang merupakan protein inflamasi yang membentuk bagian lain dari pertahanan kekebalan alami tubuh.
Sayangnya, pria dengan gejala Covid-19 yang parah memicu munculnya badai sitokin, yakni kondisi ketika sistem kekebalan tubuh bekerja berlebihan yang bisa memicu kematian.
Baca Juga: Benarkah Kurang Tidur Bisa Tingkatkan Risiko Covid-19? Ini Kata Dokter
Studi ini menemukan, baik pria maupun wanita dengan gejala Covid-19 parah memicu naiknya kadar sitokin dalam tubuhnya.
Menurut penulis, fakta ini akan membuat perawatan untuk pasien pria dan wanita berbeda.
"Untuk pria, mungkin kita harus meningkatkan respons sel T dengan vaksin. Sementara untuk pasien wanita bisa diberi pengobatan yang dapat meredam respons sitokin," kata Iwasaki.
Baca Juga: Parno saat Mengeluarkan Dahak? Beginilah Ciri-ciri Lendir Corona Penyebab Covid-19
Namun meski mendapat temuan baru tentang karakteristik Covid-19, para ahli mengakui riset ini memiliki keterbatasan.
Pertama, sampel yang digunakan cenderung kecil yakni hanya 98 pasien.
Kedua, usia rata-rata pasien sangat tua sekitar 60 tahunan.
Sehingga studi lanjutan perlu dilakukan untuk mengkonfirmasi lebih jauh temuan ini.(*)
#berantasstunting
#hadapicorona
Source | : | Kompas.com,Science Alert,worldometers.info/coronavirus |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar