GridHEALTH.id - Sudah hampir enam bulan Wisma Atlet dijadikan sebagai Rumah Sakit Darurat pasien virus corona (Covid-19).
Hingga Rabu (2/9/2020), tercatat ada 1.601 pasien yang terkonfirmasi positif virus corona dirumah sakit dadakan tersebut.
Baca Juga: Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 Revisi ke 5, Karantina dan Syarat Baru Bisa Test SWAB
"Pasien terkonfirmasi positif 1.601 orang," ujar Kepala Penerangan Komando gabungan wilayah pertahanan (Kogabwilhan) I Kolonel Marinir Aris Mudian, dikutip dari Kompas.com.
Ada juga 3 orang pasien suspek yang dirawat. Sehingga secara keseluruhan terdapat 1.604 pasien yang menjalani rawat inap di Wisma Atlet saat ini.
Sementara itu, dari jumlah tersebut rupanya pasien Covid-19 di Wisma Atlet didominasi oleh mereka yang sering menggunakan transportasi umum.
Baca Juga: Erick Thohir; Kesaktian Vaksin Covid-19 Terhadap Virus Corona Hanya 6 Bulan Hingga 2 Tahun
Baca Juga: Gay dan Lesbi Bukan Kriminal, Mereka Perlu Ditolong dan Diobati Karena Itu Adalah Gangguan Kejiwaan
Hal itu disampaikan langsung oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal (Letjen), Doni Monardo saat rapat kerja dengan Komisi VIII DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (3/9/2020).
Menurutnya 62 % dari 944 pasien yang dirawat di RS Darurat Wisma Atlet merupakan pengguna transportasi umum.
Baca Juga: Ingin Hamil Anak Perempuan Tapi Susah? Coba deh Program Kehamilan Berikut Untuk Mewujudkannya
“Kami mencoba mengumpulkan data dari pasien yang dirawat di Rumah Sakit Wisma Atlet. Dari 944 pasien yang dirawat, ternyata komposisi mereka yang terpapar Covid-19 ini sebagian besar atau 62 % adalah pengguna transportasi umum,” kata Doni.
Atas temuan ini Doni mengaku pihaknya telah mengingatkan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN dan RB) dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), untuk membatasi bahkan harus mencegah karyawannya untuk menggunakan transportasi umum.
Baca Juga: Bertambah 3.622 Kasus Baru Covid-19, Benarkah Puncak Corona Indonesia Terjadi di Bulan Ini?
Doni juga mengatakan udah melakukan video conference dengan sejumlah pejabat DKI Jakarta maupun kementerian/lembaga untuk mengatasi temuan ini.
Menurut Doni dalam pertemuan virtualnya itu diperoleh data bahwa setelah adanya kebijakan ganjil genap di DKI Jakarta.
Tterdapat peningkatan penumpang untuk transportasi kereta api sebanyak 3,5 % dari rata-rata 400 ribu penumpang per hari.
Baca Juga: Penyebaran Virus Corona Semakin Tak Terkendali, Ahli Imbau Pasangan Pakai Masker Saat Bercinta
“Angka 3,5 % ini kelihatannya sedikit, tetapi karena jumlah penumpang kereta api cukup besar maka penambahan 3,5 % ini meningkatkan kepadatan dalam gerbong,” kata Doni.
Ia juga menambahkan begitu pula dengan kondisi penumpang di Bus Transjakarta, mengalami peningkatan dari enam persen hingga 12 %.
“Ini permintaan kami ke DKI untuk evaluasi sehingga upaya mengurangi kerumunan bisa terlaksana,” ujar Doni.(*)
#berantasstunting
#hadapicorona
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar