"Flight-ku jam 6 pagi, jadi sekitar jam 4 pagi aku udah sampai terminal 3 untuk melakukan rapid test. Aku test rapid-nya di tempat resmi yang sudah disediakan oleh Bandara Soetta," tutur wanita tersebut dalam unggahannya.
Namun, usai menjalani tes tersebut, angka Immunoglobulin G (IgG) Lisany menunjukkan hasil reaktif.
Akibat hal tersebut, Lisany berniat membatalkan keberangkatannya ke Nias lantara takut menjadi pembawa virus corona.
Sayangnya, di tengah keputusannya untuk membatalkan keberangkatan, sang dokter rapid test malah membuat pertanyaan yang aneh.
"Habis itu dokternya nanyain, "kamu jadi mau terbang gak?". Di situ aku bingung kan, hah kok nanyanya gini...."
"Terus aku jawab lah "lah emangnya bisa ya, pak? kan setau saya ya kalo reaktif ga bisa lanjut travel". Habis itu dokternya bilang, "ya bisa nanti saya ganti data-nya"," ungkap wanita tersebut.
Lisany semakin dibuat bingung akibat kalimat sang dokter yang terkesan memaksa untuk membuat surat rapid test palsu.
"Enggak apa-apa mbak, terbang saja. Mbak enggak apa-apa kok sebenarnya, enggak bakal nularin ke orang-orang di sana. Kalau mau tetap berangkat, ini saya rapid lagi, bayar aja 150k lagi buat test ulangnya. Nanti data mbak saya ganti dengan data yang bagus"," ungkap Lisany sembari menirukan sang dokter.
Source | : | |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar