GridHEALTH.id - Penelitian di Amerika Serikat menemukan, lebih dari setengah ibu hamil dengan Covid-19 atau sekitar 54,5% tidak menunjukkan gejala saat mereka dirawat di rumah sakit.
Studi ini menganalisis 598 ibu hamil dengan Covid-19 yang dirawat di rumah sakit antara 1 Maret hingga 22 Agustus di 13 negara bagian di AS.
Di antara ibu hamil yang bergejala, 16,2% mengalami perawatan intensif di ICU, sebanyak 8,5% memerlukan ventilator mekanis invasif dan dua ibu hamil atau 0,7% meninggal dunia.
Tidak ada ibu hamil yang asimtomatik yang membutuhkan perawatan intensif atau meninggal dunia.
Tetapi studi terbaru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mendapati ibu hamil yang terinfeksi Covid-19 yang bergejala atau dirawat di rumah sakit memiliki risiko yang tinggi melahirkan bayi secara prematur.
"Dalam studi ini, kelahiran prematur terjadi kira-kira tiga kali lebih tinggi pada ibu hamil yang bergejala dibandingkan mereka yang tidak bergejala," tulis para peneliti CDC dalam studi tersebut seperti dikutip CNN (23/09/2020).
Baca Juga: Studi: Ibu Hamil Terinfeksi Virus Corona Berpotensi Alami Pneumonia
Baca Juga: Pemakai Kacamata Jangan Terlena, Virus Corona Tetap Bisa Menular Lewat Mata Mata, Begini Caranya
Kelahiran prematur adalah kelahiran dini yang terjadi sebelum minggu ke-37 usia kehamilan. Lahir prematur berisiko memberikan komplikasi pada bayi seperti organ yang belum sempurna dan peningkatan berat badan yang lambat.
Temuan CDC menunjukkan bahwa sebanyak 12,6%ibu hamil dengan Covid-19 yang dirawat di rumah sakit melahirkan secara prematur. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan 10% kelahiran prematur pada populasi umum di Amerika Serikat pada 2018.
Sebanyak 23,1% ibu hamil yang terinfeksi Covid-19 bergejala mengalami kelahiran prematur. Sedangkan pada ibu hamil yang tidak bergejala, kelahiran prematur terjadi sebanyak 8%.
Di antara kelahiran tersebut, dua bayi yang baru lahir meninggal dunia saat berada di rumah sakit. Keduanya lahir dari ibu hamil bergejala yang memerlukan perawatan invasif.
Peneliti menyarankan agar ibu hamil dan para dokter yang menangani lebih menyadari risiko yang akan dihadapi saat kelahiran.
"Perempuan hamil dan penyedia layanan kesehatan harus menyadari potensi risiko Covid-19 yang parah, termasuk hasil kehamilan yang merugikan," tulis para peneliti.
Sebelumnya, penelitian yang dipublikasikan di jurnal medis BMJ juga mendapati ibu hamil dengan Covid-19 berisiko melahirkan secara prematur, walaupun tidak tinggi.
"Sementara risiko keseluruhan ibu hamil dari virus corona rendah, temuan studi ini menyoroti risiko khusus bagi ibu hamil," kata presiden Royal College of Obstetricians and Gynecologists, Edward Morris, dalam sebuah pernyataan pada saat itu.
Baca Juga: Jawa Tengah Jadi Sorotan, Angka Kesembuhan Rendah Angka Kematian Tinggi
Selama pandemi Covid-19, ibu hamil termasuk dalam kelompok yang berisiko sehingga harus terus melakukan tindakan pencegahan dari virus corona dengan memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan. (*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | CNN,CNN Indonesia |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar