GridHEALTH.id - Plester dan kain kasa memiliki fungsi yang sama yaitu untuk menutup luka, agar terhindar dari kontaminasi bakteri.
Pasalnya jika kontaminasi bakteri terjadi, luka tersebut bisa menjadi lebih lama lagi untuk sembuh.
Dikutip dari NHS, ada beberapa risiko yang bisa terjadi karena adanya infeksi bakteri dari luka yang tidak ditangani dengan baik dan benar, yaitu selulitis, osteomeulitis, dan sepsis.
Selulitis adalah infeksi pada lapisan dan jaringan kulit paling dalam yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus.
Akibatnya luka akan mengalami bengkak, memerah, nyeri, serta keluar cairan berbau dan berwarna.
Biasanya jenis infeksi pada luka ini terjadi pada area kaki.
Lalu ada Osteomielitis, ini adalah infeksi bakteri yang menyerang tulang. Gejala osteomielitis adalah rasa nyeri, kemerahan, dan pembengkakan pada kulit yang terinfeksi.
Baca Juga: Masalah Kesehatan Jiwa kah? Demi Bisa Menikahi Pembunuh yang Dipenjara Seorang Istri Bunuh Suami Sah
Sedangkan Sepsis, adalah reaksi imun ekstrem yang kadang-kadang dapat terjadi ketika infeksi masuk ke dalam aliran darah.
Kondisi ini dapat menyebabkan organ tubuh tidak bisa berfungsi dengan baik, hingga mengancam nyawa.
Lalau supaya lua tidak infeksi, luka harus ditutup dengan plaster atau kain kasa?
Manakah yang lebih baik dalam membungkus luka dan mencegah kontaminasi bakteri?
Baca Juga: Masalah Kesehatan Jiwa kah? Demi Bisa Menikahi Pembunuh yang Dipenjara Seorang Istri Bunuh Suami Sah
Dilansir dari TribunJakarta, Dokter Spesialis Luka Adisaputra Ramadhinara menjelaskan bahwa penutup luka, pada dasarnya memiliki dua fungsi utama.
Yakni untuk mencegah bakteri dari luar masuk ke permukaan luka, hingga memastikan bahwa luka tetap dalam keadaan lembab, artinya tidak terlalu kering, juga tidak terlalu basah.
Baca Juga: Kabar Gembira dari Pemerintah, Vaksinasi Covid-19 Siap Dilakukan Awal November 2020!
"Jika luka dijaga agar tetap lembab, maka proses penyembuhan dan pertumbuhan jaringan barunya akan lebih cepat dibandingkan dibiarkan terbuka dan kering," kata dia dalam acara First Aid Day Live Talk bersama Hansaplast, Jumat (11/9/2020).
Luka pada umumnya terjadi karena rusaknya jaringan kulit akibat goresan, sayatan, atau bahkan terkena benda panas.
Baca Juga: Kabar Gembira dari Pemerintah, Vaksinasi Covid-19 Siap Dilakukan Awal November 2020!
Namun biasanya luka ada yang dangkal dan dalam. Menurut dr Adisaputra, luka sebaiknya dibiarkan tetap lembab sehingga proses penyembuhan jaringan kulit menjadi lebih cepat.
"Sayangnya kasa bukan material yang pas," ungkapnya.
Ia menyarankan, sebaiknya luka dibalut dengan menggunakan plester ketimbang dengan kain kasa.
Sebab, kain kasa merupakan material yang memiliki pori-pori cukup lebar sehingga bisa menyebabkan luka menjadi cepat kering.
Baca Juga: Bill Gates Keluarkan Lagi Ramalan Berakhirnya Pandemi Covid-19
Itulah kenapa seringkali luka yang dibalut dengan kain kasa berakhir menempel saat dibuka hingga menyebabkan keluarnya darah kembali.
"Kasa porinya besar sehingga semua uap air dan sebagainya bisa menguap sehingga cepat sekali membuat luka kering. Itulah jadi masalah kalau kita mau ganti, biasanya kasanya sering kali nempel kan. Jadinya sakit dan berdarah lagi, luka lagi dan begitu seterusnya," ungkap dia.
Selain itu, pori-pori yang cukup besar pada kain kasa juga dapat ditembus oleh bakteri, atau kuman.
Penelitian mengatakan, bahwa bakteri dapat menembus hingga 64 lapis kain kasa.
"Ini faktanya, ada penelitian bahwa bakteri itu bisa menembus sampai 64 lapis kasa. Jadi kalau pakai selapis atau dua lapis gak ngaruh. Makanya lebih baik kita gunakan plester. Ya macam-macam bentuknya, tapi yang paling sederhana ya gunakan plester untuk mencegah bakteri masuk," tuturnya.(*)
Baca Juga: Manfaat Buah Nectarine, Tingkatkan Kesehatan Mata Hingga Cegah Kanker
#berantasstunting
#hadapicorona
Source | : | TribunJakarta.com,NHS |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar