Menurut National Health Service (NHS), depresi pasca melahirkan diperkirakan terjadi sekitar 1 dari 10 wanita.
Gejala baby blues umumnya terjadi empat sampai lima hari setelah kelahiran bayi, namun itu tergantung pada bagaimana kelahiran bayi, sebab bisa saja terlihat lebih awal.
Depresi pasca melahirkan juga bisa terjadi 2 hingga 8 minggu setelah kelahiran, meskipun kadang-kadang bisa terjadi hingga satu tahun setelah bayi lahir.
Tanda-tanda emosional depresi pasca melahirkan dapat meliputi kehilangan minat pada bayi, perasaan putus asa, tidak bisa berhenti menangis, perasaan tidak mampu mengatasinya, sulit berkonsentrasi, dan cemas berlebihan pada bayi.
Selain itu, juga mengalami ketidaksabaran, gelisah berlebihan, kelelahan, insomnia, dan sifat lekas marah.
Sama kan dengan apa yang dialam oleh Zaskia.
Baca Juga: Pertanyaan Awam, ‘Berapa Lama Saya Bisa Tertular Sebelum Tes Covid-19 Dinyatakan Positif?
Untuk diketahui, baby blues bisa dikategorikan berbahaya.
Asal tahu saja, karena baby blues banyak bayi tak berdosa menjadi korban.
Contohnya, seperti pembunuhan bayi di desa Kerengas, Kecamatan Suhaid, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.
Kondisi mayat bayi mengenaskan, terdapat luka sobek di bagian mulut dan pipi sebelah kanan, serta sudah tidak ada tali pusar.
"Mayat bayi tersebut diperkirakan berumur 6-7 bulan dalam kandungan. Setelah bayi itu divisum kami menyerahkan kembali kepada kepala desa untuk dimakamkan," kata Kapolsek Suhaid Iptu Dayan. Artikel selengkapnya mengenai kasus ini bisa klik di SINI.
Baca Juga: Beda Pendapat Menkes Terawan Soal Rumah Sakit 'Covidkan' Pasien Meninggal; 'Nda Ada Seperti Itu'
Mengatasi Baby Blues
Source | : | IG,American Pregnancy Association,NHS |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar