GridHEALTH.id - Penderita diabetes memang sudah sepatutnya menjaga pola makan untuk mengontrol kadar gula darahnya.
Hal itu dilakukan demi menghindari komplikasi diabetes yang lebih parah, termasuk kerusakan saraf dan penyakit kardiovaskular.
Dilansir dari Mayo Clinic, diabetes berpotensi menimbulkan komplikasi terhadap organ-organ penting tubuh.
Adapun tiga komplikasi diabetes yang paling banyak terjadi dan sering membuat pasien meninggal dunia di antaranya penyakit jantung, stroke, penyakit liver, dan penyakit ginjal.
Jika penderita diabetes telah memasuki fase komplikasi tentunya bisa berakibat fatal hingga berujung kematian.
Maka, salah satu asupan yang harus dihindari para penderita diabetes adalah gula.
Meski demikian bukan berarti penderita diabetes tidak bisa lagi merasakan nikmatnya rasa manis.
Sebab ada beberapa pemanis pengganti gula pasir bagi penderita diabetes melansir Medical News Today:
1. Stevia
Stevia adalah pemanis alami yang berasal dari tanaman Stevia rebaudiana yang banyak tumbuh di Paraguay dan Brasil.
Stevia dibuat melalui proses ekstraksi senyawa kimia bernama steviol glycosides yang terdapat pada daun tanaman.
Setelah melalui proses pengolahan yang lebih lanjut diperoleh serbuk putih yang 300 kali lebih manis daripada sukrosa, atau gula pasir yang ada biasanya.
Baca Juga: Studi: Virus Corona Penyebab Covid-19 Bisa Timbulkan Diabetes
Meski demikian, Stevia memiliki beberapa pro dan kontra yang perlu dipertimbangkan oleh penderita diabetes.
Pemanis ini bebas kalori dan tidak menaikkan kadar gula darah. Namun, seringkali lebih mahal daripada pengganti gula lainnya di pasaran.
Selain mahal, Stevia juga memiliki cita rasa pahit yang tidak disukai oleh sebagian orang.
Bahkan, beberapa produsen menambahkan gula dan bahan lain untuk menciptakan rasa manis, yang justru berpotensi mengurangi manfaat stevia bagi kesehatan.
2. Tagatose
Pemanis alami yang juga aman untuk penderita diabetes adalah tagatose atau tagatosa. Tagatosa diproduksi menggunakan proses enzimatisasi dari unsur galaktosa pada susu.
Meski dihasilkan dari proses kimiawi, tagatosa yang termasuk dalam golongan fruktosa ini dinyatakan 90 persen lebih manis dari sukrosa (gula pasir).
Baca Juga: Wartawan Salah Satu Profesi yang Akan Mendapatkan Vaksin Covid-19 Pertama
Tagatose juga dapat dihasilkan dari beberapa buah-buahan berdaging manis seperti apel, jeruk, dan nanas.
Umumnya, tagatose digunakan sebagai pemanis pada makanan, penambah tekstur, dan stabilizer rendah kalori.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) telah memberikan sertifikat yang menyatakan tagatose ini aman dikonsumsi oleh semua kalangan.
Tak hanya itu, menurut penelitian, tagatosa memiliki indeks glikemik (GI) yang rendah sehingga cocok digunakan dalam pengobatan pasien obesitas.
Berlaku pula bagi penderita diabetes yang sedang menjalani diet rendah Indeks glikemik.
Baca Juga: Walau Rasanya Tidak Manis 6 Makanan dan Minuman Ini Tinggi Gula
3. Sukralosa
Pemanis pengganti gula berikutnya yakni sukralosa. Pemanis alami ini terbuat dari sukrosa yang telah melalui proses kimiawi.
Sukralosa 600 kali lebih manis daripada gula meja dengan kandungan kalori yang lebih rendah sehingga sangat aman untuk penderita diabetes.
Sukralosa adalah salah satu pemanis buatan yang paling populer, dan tersedia secara luas.
Beberapa produsen makanan juga kerap menambah sukralosa ke berbagai produk mulai dari permen karet, sereal dan olahan lainnya.
Keunggulan lainnya yakni pemanis alami ini lebih tahan panas dibandingkan jenis lain yang rasanya mudah berubah ketika dipanaskan pada suhu yang tinggi.
Hal ini menjadikan sukralosa kerap dipilih sebagai bahan baku membuat kue dan pemanis minuman panas.
FDA menganjurkan penggunaan sukralosa yang aman adalah sebesar 5 mg per kg berat badan.
Misalnya, seseorang memiliki berat badan sekitar 60 kilogram, maka jumlah sukralosa yang aman dikonsumsi adalah 2 sampai 3 bungkus saset dalam sehari.
Baca Juga: 4 Cara Alami Turunkan Berat Badan Pasca Melahirkan Tanpa Harus Ganggu Produksi ASI
4. Aspartam
Aspartam adalah pemanis buatan yang sangat umum tersedia di AS sejak 1980-an.
Aspartam sering dipilih warga karena memiliki rasa yang manis. Bahkan, 200 kali lebih manis dari gula pasir biasa.
Produk ini kerap digunakan oleh sejumlah produsen makanan dalam beberapa menu mereka, mulai dari makanan, hingga minuman diet soda.
Tidak seperti sukralosa, aspartam kurang baik jika diolah pada suhu yang tinggi.
Hal tersebut karena rasa manis pada aspartam mudah rusak pada suhu tinggi sehingga jarang digunakan saat memasak dan sering dijadikan sebagai hiasan di meja.
Aspartam juga tidak aman untuk orang dengan kelainan genetik langka yang dikenal sebagai fenilketonuria.
FDA menganjurkan jumlah aspartam yang aman dikonsumsi yakni tidak lebih dari 50 miligram per kilogram berat badan.
Oleh karena itu, seseorang yang memiliki berat 60 kilogram dapat mengonsumsi 7,5 bungkus aspartam dalam bentuk saset kecil.
5. Neotam
Neotam adalah jenis pemanis buatan rendah kalori yang memiliki derajat kemanisan sangat tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian, neotam 7.000-13.000 kali lebih manis dari gula pasir yang biasa dikonsumsi.
Pemanis ini mampu bertahan di suhu tinggi, sehingga cocok digunakan saat memasak atau membuat pangan lain yang membutuhkan suhu tinggi.
Beberapa ahli sepakat, neotam aman digunakan untuk manusia dari berbagai usia.
Sementara itu, FDA menganjurkan jumlah penggunaan neotam yang aman adalah 0,3 miligram per kilogram berat badan.
Jika seseorang memiliki berat badan 60 kilogram, maka jumlah konsumsi neotam yang aman adalah berjumlah 2 sampai 3 bungkus per hari.
Baca Juga: FDA Akhirnya Menyetujui Uji Coba Remdesivir Sebagai Obat Virus Corona
6. Sakarin
Sakarin merupakan pemanis yang terbuat dari proses oksidasi zat kimia.
Pemanis ini aman untuk penderita diabetes karena nol kalori dan 200-700 kali lebih manis dari gula pasir.
Meski pernah dianggap dapat menyebabkan kanker kandung kemih oleh sejumlah ilmuwan.
Namun, National Institutes of Health (NIH) Amerika Serikat telah mendukung penggunaan sakarin untuk pasien diabetes karena aman dan tidak berpotensi menyebabkan kanker.
FDA menganjurkan jumlah takaran yang tepat dalam mengkonsumsi sakarin adalah 15 miligram per kilogram berat badan.
Jika seseorang memiliki berat badan 60 kg, maka ia dapat mengonsumsi 4 sampai 5 saset sakarin per hari.
Itulah beberapa pilihan pemanis pengganti gula yang bisa dipilih oleh penderita diabetes
Meski demikian, perlu diingat bahwa tidak semua pemanis alternatif tersebut merupakan pilihan yang baik untuk penderita diabetes apalagi dikonsumsi tanpa konsultasi terlebih dahulu dengan dokter.(*)
Baca Juga: Penyintas Covid-19 Masih Menyandang Beban Setelah Sembuh, Diantaranya Susah Tidur
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | Kompas.com,Mayo Clinic |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar