WHO merekomendasikan mengurangi asupan natrium untuk upaya menurunkan
tekanan darah dan risiko penyakit kardiovaskular, stroke dan penyakit jantung
koroner pada orang dewasa.
Lebih lanjut, WHO merekomendasikan asupan natrium (Na) g/hari atau setara dengan untuk usia dewasa.
Dari rata-rata konsumsi garam, penduduk Indonesia sudah mengonsumsi garam >5 g/hari, yaitu (6,68 ± 5,85) g/hari.
Baca Juga: Bahaya Kelebihan Gula Untuk Otak Berdampak Pikun dan Alzheimer
Laki-laki cenderung mengonsumsi garam lebih banyak dari perempuan. Demikian pula penduduk yang tinggal di kota.
Sementara menurut kelompok umur, kelompok usia 13-18 tahun cenderung
mengonsumsi garam lebih banyak dari kelompok umur lainnya (7,03 ± 6,65) g/hari.
Rata-rata konsumsi garam per hari cenderung lebih rendah pada kelompok miskin dibandingkan kelompok kaya, dan hanya kelompok penduduk usia 0-4 tahun yang konsumsi garamnya rendah.
Menurut provinsi, seluruh penduduk di Indonesia sudah melebihi rekomendasi (5
g/hari) prihal konsumsi garam.
Baca Juga: Fakta Baru Infeksi Virus Corona, Pasien Covid-19 Berisiko Alami Gangguan Mental Dalam Waktu 90 Hari
Konsumsi garam tertinggi ada di Nusa Tenggara Barat (8 g/orang/hari), dan hanya 5 provinsi (Papua, Gorontalo, Sulut, NTT, dan Maluku) dengan konsumsi garam lebih dari 50 persen penduduk mengonsumsi garam >5 g/hari
(53,7%).
Kontribusi terbesar asupan natrium berasal dari kelompok bumbu, termasuk garam. Demikian juga dari kelompok pangan hewani dan olahannya (13,5%).
Source | : | Journal of the Indonesian Nutrtition Association |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar