Dia mengatakan, faktor penyebab hal tersebut terjadi lantaran aktivitas sehari-hari banyak dilakukan di rumah.
"Penyebabnya kalau dianalisa saat ini orang lebih banyak berada di rumah, kurang kegiatan lain dan sering buka medsos. Mungkin sekedar iseng, kenalan dan ketemuan hingga terjalin hubungan", kata Sukarti.
Menurutnya, jumlah tersebut merupakan akumulasi dari seluruh daerah di Sulteng yang tercatat dalam Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni-PPA).
Baca Juga: Diabulimia Pada Penyandang Diabetes, Gangguan Makan Akibat Depresi dan Penyalahgunaan Insulin
Data DP3A jumlah kasus kekerasan yang terjadi pada bulan Agustus 2020 yang dialami perempuan dan anak sebanyak 211 kasus.
Sementara di bulan September sebanyak 222 perempuan sebagai korban kekerasan. Sedangkan pada bulan Oktober sebanyak 253 kasus perempuan sebagai korban.
Melihat kondisi tersebut tentu sangat disayangkan.
Baca Juga: Akibat Libur Panjang, 2 Rumah Sakit Pemerintah di Depok Mulai Dipenuhi Pasien Covid-19
Source | : | Kompas.com,ncbi |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar