Menurut Ganjar, delay terjadi karena pemerintah pusat masih manual dalam menghimpun data.
Jawa Tengah menghimpun jumlah pasien baru corona berdasarkan laporan rumah sakit. Sedangkan pusat berdasarkan laboratorium.
Baca Juga: Takut Adanya Lonjakan Kasus Covid-19, Pemerintah Resmi Pangkas 3 Hari Cuti Bersama Akhir Tahun 2020
Selain delay, dari hasil analisis yang dilakukannya, data yang dilaporkan pusat ada yang terduplikasi.
Ia merinci, dari 2.036 kasus harian positif yang dilaporkan pusat, sebanyak 519 data merupakan duplikasi dari 176 orang.
"Itu 79 data dalam sistem corona.jatengprov.go.id, terus 97 data dalam sistem NAR punya pusat," kata Ganjar.
Baca Juga: Canggih, Hanya Dalam 5 Menit Alat Tes PCR Buatan Singapura Bisa Deteksi Keberadaan Virus Corona
Kemudian, dari 2.036 itu, sebanyak 647 data merupakan rilis sebelum 29 November dan 85 dirilis pada 29 November.
"Yang lain ada 785. Saya bagi-bagi dan kita telusuri," ujarnya. (*)
View this post on Instagram
#hadapicorona
Source | : | Kompas.com,corona.jatengprov.go.id |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar