GridHEALTH.id - Gula termasuk asupan yang mesti kita batasi konsumsinya selain garam dan lemak.
Sebab konsumsi gula berlebih dapat memicu terjadinya gangguan metabolik yang bisa berakibat fatal nantinya.
Bukan hanya dapat menyebakan obesitas dan diabetes saja, tapi lebih dari itu konsumsi gula juga dapat membuat seseorang menjadi tampak lebih tua dari usia sebenarnya alias penuaan dini.
Hal itu bisa terjadi lantaran konsumsi gula berlebih akan berpengaruh pada kondisi kulit seseorang.
Fakta tersebut disampaikan langsung oleh dokter kulit Rashmi Shetty, seperti dilansir Kompas.com dari times of India (4/2/2014).
Menurut Shetty, kelebihan konsumsi gula akan menyebabkan gula darah tinggi dan memicu kulit tampak lebih gelap, berbintik, serta merangsang kelenjar minyak.
"Terlebih jika kitaa memiliki kulit sensitif dan berjerawat, kelebihan konsumsi gula akan membuatnya lebih buruk lagi," ungkapnya.
Baca Juga: Tata Cara Pencoblosan di TPS yang Aman Sesuai Protokol Kesehatan, Cegah Virus Corona
Shetty pun menjelaskan dampak konsumsi gula berlebih pada kulit yang bisa membuat seseorang tampak lebih tua, diantaranya;
1. Merusak tekstur kulit
Kadar gula darah yang tinggi (diabetes) bisa memicu infeksi kulit.
Itu sebabnya orang yang menderita diabetes tipe 2 harus lebih berhati-hati dalam menjaga pola makannya.
Baca Juga: Dehidrasi Bisa Bikin Miss V Jadi Kering, Wanita Perlu Waspadai Risikonya
Salah satu kondisi yang perlu diwaspadai adalah penebalan kulit di bagian leher atas atau bagian belakang leher yang merusak tekstur alami kulit.
Kondisi lain adalah yang disebut acanthosis atau penggelapan pada bagian ketiak, leher, serta sekitar payudara.
2. Rentan infeksi
Kadar gula yang tinggi juga membuat kulit rentan mengalami gangguan kulit seperti bisul, infeksi jamur, infeksi virus seperti kutil, herpes, dan lain-lain.
Gangguan kulit ini juga terjadi jika kekebalan tubuh menurun serta kelebihan berat badan.
Baca Juga: Manajer Uji Klinis Unpad; 'Efektivitas Vaksin Covid-19 Sinovac di Indonesia Belum Diketahui'
"Gula akan menekan aktivitas sel-sel darah putih dan membuat kita lebih rentan terhadap pilek, flu, dan lain-lain. Hal ini juga memperburuk alergi," kata Shetty.
Melihat penjelasan tersebut, tentunya kita harus waspada akan risiko dari konsumsi gula berlebih tersebut dengan membatasinya.
Baca Juga: 1,2 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Baru Sinovac Sudah Tiba di Indonesia, Tapi Bayi Tetap Paling Rentan
Sesuai dengan Permenkes Nomor 30 Tahun 2013 tentang Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam dan Lemak, Serta Pesan Kesehatan Pada Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji, untuk #bijakGGL ruusnya mudah; G4-G1-L5.
- Anjuran konsumsi gula /orang /hari adalah 10% dari total energi (200 kkal)atau setara dengan Gula 4 sendok makan /orang /hari (50 gram/orang/hari).
Baca Juga: 4 Fakta Penting Tentang Vaksin Covid-19 Sinovac yang Baru Tiba di Indonesia
- Anjuran konsumsi garam adalah 2000 mg natriumatau setara dengan Garam 1 sendok teh (sdt) /orang /hari (5 gram/orang/hari).
- Anjuran konsumsi lemak /orang/hari adalah 20-25% dari total energi (702 kkal)atau setara dengan Lemak 5 sendok makan/orang /hari (67 gram/orang/hari).(*)
Baca Juga: Kunyit Putih Bumbu Seafood Untuk Mengtatasi Gangguan Pernapasan Akibat Virus
View this post on Instagram
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Source | : | Kompas.com,kemkes.go.id |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Anjar Saputra |
Komentar