Kondisi ini sangat kontras dengan negara-negara besar lainnya menjelang musim liburan Natal dan Tahun Baru 2020 - 2021.
Di Amerika Serikat, kasus meningkat dan pejabat kesehatan memperingatkan bahwa yang terburuk masih akan datang.
Baca Juga: Di Saat Anak Demam, Kapan Harus Segera ke Dokter? Ini Panduannya
Negara itu mencatat 15.000 kematian selama seminggu terakhir, tujuh hari paling mematikan dari pandemi sejak April.
Beberapa negara Eropa telah memberlakukan pembatasan ketat pada pertemuan menjelang Natal, khawatir kasus akan kembali ke tingkat puncak karena perayaan meriah.
Keberhasilan relatif China dalam mengendalikan virus telah menjadi poin pembicaraan utama di media pemerintah China.
Baca Juga: Wajib Konsumsi Makanan Matang Sempurna, Begini Cara Merebus Telur agar Bakterinya Mati
"Saya belum pernah ke luar negeri, jadi saya tidak memahaminya dengan baik, tetapi melihat TV sepertinya negara asing tidak mengutamakan kehidupan manusia," kata Li, seorang penjual makanan jalanan Wuhan berusia 54 tahun, yang membuka kembali tokonya pada bulan Juni. "Ideologi negara asing tidak sebaik China."(*)
View this post on Instagram
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL
Source | : | Reuters,intisari,Live Science,GridHealth.ID |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar