GridHEALTH.id - Sebuah negara, bahkan dunia, untuk bisa keluar dari pandemi Covid-19 tidak bisa mengandalkan vaksin Covid-19.
Sebab haerus juga dilakukan 3M, yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.
Tapi sebenarnya dua hal di atas pun tidak cukup untuk membawa sebuah negara keluar dari pandemi Covid-19.
Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman menjelaskan bahwa 3M harus diimbangi dengan 3T.
Baca Juga: Dua Minggu Pertama Tanda Awal Kehamilan yang Jarang Disadari Wanita
Menurutnya, kepatuhan memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan (3M) harus didukung dengan pelacakan (Tracing), pemeriksaan (Testing) dan perawatan (Treatment) Covid-19 yang memadai.
Kenapa 3m dan 3T penting? Jawabannya, "Pelaksanaan disiplin 3M oleh masyarakat efektif apabila situasi penanganan Covid-19 juga terkendali dengan baik," ujar Dicky.
"Soal disiplin pengendalian Covid-19 tentu pemerintah, masyarakat dan semua komponen punya peran penting. Yang paling mendasar adalah strategi 3T harus dijalankan," lanjutnya, yang sesuai standar minimal kapasitas pemeriksaan yang ditetapkan badan kesehatan dunia (WHO).
Baca Juga: 4 Gejala Infeksi Covid-19 yang Tidak Umum, Jangan Sampai Terkecoh
Standar yang dimaksud adalah sebesar satu tes per 1.000 orang per pekan.
Juga, lanjut Dicky, pemeriksaan Covid-19 harus sesuai ekskalasi setiap wilayah.
Sehingga, nantinya bisa menurunkan case positivity rate sampai di bawah angka 10 persen.
Jadi vaksin, 3M, dan 3T harus dijalankan beriringan untuk keluar dari pandemi Covid-19.
Namun, itu pun tidak cukup. Sebab ke tiga hal di atas tidak cukup kuat melindungi anak-anak, yang merupakan bagian dari komunitas masyarakat sebuah negara.
Jika anak tidak terlindungi dengan baik, maka pandemi Covid-19 tidak akan pernah berkahir.
Karenanya, untuk anak, kita butuh metode tambahan lainnya, selain 3M.
Baca Juga: Ilmuwan Temukan Kelainan Paru-paru Pada Pasien Covid-19, Dapat Terdeteksi HIngga 3 Bulan
Berikut 4 hal yang harus diberikan pada anak untuk melindunginya dari infeksi Covid-19, seperti dilansir dari Nakita.id (14 Desember 2020) yang mengutip dari buissinerinsider.
1. Ingatkan Anak untuk mengganti pakaian
Memang ada yang mengatakan kemungkinan pakaian anak yang terkena infeksi masih "relatif rendah".
Baca Juga: Dinilai sebagai Antidepresan, Benarkah Menelan Sperma saat Hamil Sebabkan Masalah Kehamilan Serius?
Tetapi meminta anak mengganti pakaian yang mereka kenakan ke sekolah menjadi pakaian yang segar dan bersih adalah tindakan pencegahan yang mudah dilakukan.
dr. Keally Fradin, seorang dokter anak mengatakan, dia mengganti pakaian kerjanya segera setelah dia pulang karena dirinya kontak dengan yang sakit sepanjang hari.
2. Sepatu dan tas tidak boleh masuk ke dalam rumah
Baca Juga: 4 Bahaya Mengintai Bila Sering Kerja Lembur Sampai Larut Malam
Menurut Dr. Kelly Fradin, orangtua wajib selalu meminta anak-anak mereka melepas sepatu ketika mereka pulang di luar rumah.
Simpan sepatu di garasi atau di kotak sepatu yang tertutup dan yang diletakan tidak tergabung dengan rumah inti.
3. Bersihkan rumah secara terus-menerus, terutama area yang sering digunakan
Baca Juga: Dua Minggu Pertama Tanda Awal Kehamilan yang Jarang Disadari Wanita
Sangat penting bagi keluarga untuk membersihkan area rumah yang sering digunakan untuk mencegah penyebaran virus corona.
Pintu lemari es, pagar tangga, tablet, ponsel, dan mainan adalah beberapa tempat yang paling banyak disentuh di rumah.
4. Ingatkan anak untuk tidak berjabat tangan
Dalam upaya meredam penyebaran virus corona, tempat ibadah dan bisnis melarang praktik jabat tangan.
Sebaiknya ingatkan anak untuk tak berjabat tangan dengan orang lain.(*)
View this post on Instagram
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL
Source | : | Kompas.com,bussinesinsider.com,GridHealth.ID |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar