Mamane mengatakan, hasil ini signifikan karena biaya lampu LED 285 nanometer lebih murah 30% dibandingkan lampu 265 nanometer.
Lihat postingan ini di Instagram
Mamane memperkirakan ini akan membuat pembersihan ultraviolet lebih umum di sistem ventilasi dan pendingin udara, dan menjadikannya solusi umum untuk transportasi umum dan penggunaan lainnya.
"Ada aplikasi yang kami kerjakan sendiri, yang kami harap akan memberikan kontribusi untuk memerangi Covid-19," ujarnya.
"Kami sedang mengembangkan permukaan yang memiliki LED yang tertanam di dalamnya, dengan cara yang membuat cahaya bersinar dan desinfeksi terjadi saat tidak digunakan," tambahnya, memberikan contoh keyboard laptop yang dibersihkan dengan sinar ultraviolet saat layarnya tertutup.
LED, meski kurang kuat dari yang saat ini digunakan untuk desinfeksi, masih terbukti berbahaya bagi manusia dan oleh karena itu hanya boleh diaktifkan ketika orang jauh dari permukaan untuk proses pembersihan.
"Fakta bahwa UV membunuh virus bukanlah hal baru, dan ini sudah terkenal. Tapi yang kami lakukan adalah menghasilkan penelitian pertama yang mengamati panjang gelombang yang dibutuhkan, juga dikenal sebagai frekuensi, untuk memeriksa dengan tepat tingkat energi yang dibutuhkan untuk membunuh virus corona.
Baca Juga: 5 Gadget Pengantar Tidur Nyenyak, Dari Gelang Hingga Kursi Goyang
Baca Juga: 2 Penyebab Bau Mulut Penyandang Diabetes, Bisa Menimbulkan Bahaya
Baca Juga: Wiku Adisasmito : 'Tujuan Vaksin Covid-19 Memang Untuk Menciptakan Herd Immunity'
Kami berharap temuan bahwa LED yang kurang energik dari yang diperkirakan sebelumnya dapat membunuh virus corona akan membuat teknologi ini lebih luas." (*)
#berantasstunting#hadapicorona #bijakGGL
Source | : | The Times of Israel |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar