GridHEALTH.id - Menjemur bayi di pagi hari biasanya dilakukan para orangtua untuk memenuhi kebutuhan vitamin D anaknya masing-masing.
Dikutip dari laman idai.or.id, sinar matahari pagi mmang mengandung vitamin D yang baik untuk pembentukan tulang bayi sehingga bayi baru lahir dapat memenuhi kebutuhan vitamin D-nya.
Menjemur bayi juga dipercaya dapat mengobati penyakit kuning (jaundice) atau ruam pada kulit bayi karena pemakaian popok.
Namun, terlepas dari manfaatnya itu ada beberapa hal yang mesti diperhatikan para orangtua sebelum melakukan kebiasaan tersebut.
Sebab menjemur bayi di pagi hari ternyata tidak bisa sembarangan.
Seperti paparan sinar matahari yang terlalu lama dapat membuat kulit bayi terbakar yang dapat menyebabkan nyeri, demam, dan dehidrasi pada bayi.
Bahkan di beberapa kasus dapat meningkatkan risiko melanoma/kanker kulit serta kerutan di kemudian hari.
Lantas timbul pertanyaan, bagaimana cara menjemur bayi yang benar agar kulitnya tidak iritasi atau terbakar matahari?
Baca Juga: Peru Hentikan Program Penyuntikan Vaksin Covid-19 dari China Setelah Ditemukan Gangguan Saraf
Baca Juga: Siap-siap! Mal Tutup Jam 7 Malam, Tidak Ada Perayaan Tahun Baru Seperti Sebelumnya
Dokter Susie Rendra, Sp.KK, FINDSV, selaku dokter spesialis kulit dan kelamin yang berpraktik di RS Pondok Indah, Puri Indah, pun membagikan beberapa tips terkait masalah ini seperti dilansir dari Kompas.com, (16/12/2020).
Pertama, bayi tidak perlu telanjang untuk berjemur orangtua bisa menjemur bayi hanya dengan lengan, tungkai atau punggung yang terpajan.
Susie berujar bahwa bayi bisa dijemur hanya dengan memakai kaus atau singlet dan celana pendek.
Baca Juga: Bill Gates Bicara Soal Akhir Pandemi Usai Vaksin Covid-19 Ditemukan, Ini Prediksinya
Kedua, Batasi frekuensi berjemur menjadi 2-3 kali dalam seminggu, karena itu sebenarnya sudah mencukupi kebutuhan vitamin D bayi.
Ketiga, lama berjemur sebaiknya hanya 5-30 menit dan tergantung dari warna kulit bayi.
"Semakin terang warna kulit, semakin pendek (waktu berjemur) yang dibutuhkan," terang Susie.
Akan tetapi aturan terbaik adalah mengingat riwayat durasi berjemur sebelumnya agar bayi tidak terbakar sinar matahari.
Baca Juga: Langgar Protokol Kesehatan, Tom Cruise Amuk Para Kru Film Mission Impossible hingga Terancam Dipecat
Keempat, gkita bisa memanfaatkan smart phone untuk mengecek UV indeks terlebih dahulu sebelum menjemur bayi.
Dimana indeks yang aman untuk bayi adalah antara 4-6.
Jika bayi ternyata memiliki kulit sensitif terhadap panas dan keringat sehingga tidak bisa berjemur, maka solusinya ada dua, yaitu:
Baca Juga: Alasan Mengapa Kebanyakan Gula Bisa Menyebabkan Peradangan Dalam Tubuh
1. Mengonsumsi lebih banyak makanan sumber vitamin D, seperti ikan yang berlemak (salmon atau sarden), daging merah, hati, kuning telur dan makanan yang telah difortifikasi dengan vitamin D.
2. Mengonsumsi suplemen vitamin D3 atau cod liver oil.
Namun sebelum melakukan kedua tips diatas alangkah baiknya jika orangtua melakukan konsultasi terlebih dahulu pada dokter agar mendapatkan cara yang terbaik.(*)
Baca Juga: Resmi Berikan Vaksin Covid-19 Gratis, Jokowi: 'Saya Akan Menjadi yang Pertama Divaksin'
View this post on Instagram
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Source | : | Kompas.com,IDAI |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Anjar Saputra |
Komentar