GridHEATH.id - Belakangan ini, heboh kabar 4 orang yang mengidap kelumpuhan wajah atau Bell's palsy usai disuntik vaksin Covid-19.
Dikabarkan, 4 orang tersebut merupakan relawan vaksin Covid-19 Pfizer.
Dikutip dari Mayo Clinic, kelumpuhan wajah atau Bell's palsy (belpasi) adalah kelainan yang melumpuhkan sebagian otot wajah.
Baca Juga: Dikabarkan 6 Orang Meninggal Dunia, Benarkah Vaksin Covid-19 Pfizer Sebabkan Kemandulan bagi Wanita?
Penderita belpasi biasanya memiliki ciri satu sisi wajah merasa tertarik, sepeti salah satu mata sedikit terutup dan bibir tertarik ke samping.
Tanda dan gejala Bell's palsy datang tiba-tiba, termasuk:
- Timbulnya kelemahan ringan hingga kelumpuhan total pada satu sisi wajah (bisa terjadi dalam waktu beberapa jam bahkan berhari-hari).
- Wajah sulit membuat ekspresi (biasanya karena otot wajah tertarik jadi mata sedikit terutup).
- Rasa sakit di sekitar rahang atau di belakang telinga.
- Peningkatan kepekaan terhadap suara di sisi yang terpengaruh.
- Sakit kepala.
- Penurunan kemampuan indera perasa.
- Perubahan jumlah air mata dan air liur.
- Mengiler.
Kendati demikian, BPOM AS (FDA) menyebut kondisi tersebut disebut tidak berhubungan dengan uji coba vaksin.
Sementara itu, Pakar neurologi di David Geffen School of Medicine di UCLA, Jason D Hinman menjelaskan bahwa Bell's palsy bisa terjadi karena infeksi virus pada saraf.
"Ini bisa terjadi akibat trauma, tetapi lebih sering terjadi karena infeksi virus pada saraf itu sendiri," kata dia seperti dilansir Health, Jumat (11/12/2020).
Baca Juga: Sering Melewatkan Sarapan, Serangan Jantung Menanti, Hindari Bubur dan Mi
Adapun virus atau bakteri yang disebut biang bell's palsy di antaranya Herpes simpleks, HIV yang bisa merusak sistem kekebalan, Sarcoidosis biang radang organ, Herpes zoster, Virus Epstein-Barr, Penyakit Lyme yang disebabkan infeksi bakteri dari kutu.
Namun dari deretan virus penyebab kelumpuhan wajah tersebut tidak disebutkan bahwa virus corona dapat memengaruhinya
Bahkan, Hinman tak yakin kondisi ini bisa disebabkan SARS-COV-2 atau virus yang menyebabkan Covid-19 ataupun vaksinnya.
"Saya tidak dapat membuat hubungan langsung dengan vaksin dan menduga ini kebetulan. Angka kejadian Bell's palsy kira-kira 20 dari 100.000 orang. Sementara studi Pfizer memeriksa 38.000 pasien, jadi empat kasus Bell's palsy disebut berada dalam insiden normal yang diamati," tuturnya. (*)
Baca Juga: Wagub DKI; Para Penolak Vaksinasi Covid-19 di Jakarta Bakal Didenda Rp 5 Juta
View this post on Instagram
#hadapicorona
Source | : | Health,Mayo Clinic |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar