Penting juga diketahui, kekurangan zat besi pada ibu hamil selain bisa membuat ibu hamil mengalami anemia pada kehamilan, juga berisiko mengalami tiroid autoimun.
Ini adalah sebuah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar tiroid.
Baca Juga: Wiku; Pasien Covid-19 di Indonesia Dengan Komorbid Penyakit Ginjal Paling Tinggi Risiko Kematiannya
Gejala tiroid autoimun adalah kelelahan, nyeri pada sekujur tubuh, dan menurunnya berat badan.
Aktifnya kelenjar tiroid dapat menghambat metabolisme pada tubuh.
Pada ibu menyusui, jika kekurangan zat besi bisa memengaruhi kualitas air susu ibu (ASI). Juga bisa muncul peradangan pada kelenjar susu, hingga depresi akibat turunnya energi dan kinerja fisik.
Mengenai kekurangan zat besi pada ibu hamil, ada data menyedihkan dari hasil penelitian yang dipublikasikan dalam European Journal of Endocrinology pada 2019.
Baca Juga: Usai Disuntik Vaksin Covid-19 Pfizer, 4 Orang Alami Lumpuh Wajah, Benarkah?
Penelitian tersebut mengukur kecukupan zat besi dan hormon tiroid pada 1.900 ibu hamil.
Hasilnya, sebanyak 35 persen dari ibu hamil yang menjadi sampel penelitian mengalami kekurangan zat besi pada trimester pertama. Ini sudah jelas sangat berbahaya.
Untuk mencegah kekurangan zat besi pada ibu hamil, laman web Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menyebut, ibu hamil setidaknya memerlukan 800 miligram zat besi yang terdiri atas 300 miligram untuk janin dan 500 gram untuk membentuk hemoglobin maternal.
Baca Juga: Sering Melewatkan Sarapan, Serangan Jantung Menanti, Hindari Bubur dan Mi
Secara rinci, ibu hamil membutuhkan asupan zat besi sebanyak 35 miligram per hari pada trimester kedua dan 39 miligram per hari saat trimester ketiga.
Mudahnya, mencukupi kebutuhan zat besi pada ibu hamil menurut Nurul;
1. Konsumsi sumber zat besi;
- Sumber hewani yang utama; hati sapi/ayam, daging merah, kuning telur, daging unggas, ikan, udang, tiram.
- sumber nabati; kacang-kacangan, sayuran hijau, biji-bijian.
2. Konsumsi makanan/minuman yang difortifikasi zat besi.
Nurul pun mengingatkan, baiknya lakukan uji saring pemeriksaan hemoglobin.
Source | : | kemenkes.go.id,European Journal of Endocrinology |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar