Namun dari deretan virus penyebab kelumpuhan wajah tersebut tidak disebutkan bahwa virus corona dapat memengaruhinya
Untuk kasus di Peru, pemerintah Peru menghentikan sementara uji klinis vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh produsen China Sinopharm.
Baca Juga: Mukormikosis, Infeksi Jamur yang Dipicu Oleh Covid-19, Bisa Sebabkan Kebutaan
"Beberapa hari yang lalu peringatan sudah kami berikan kepada otoritas regulasi, yaitu bahwa salah satu peserta uji coba menunjukkan gejala neurologis yang mirip dengan kondisi yang disebut sindrom Guillain-Barre," kata kepala peneliti German Malaga dalam komentarnya kepada media lokal, dikutip dari The Daily Mail (11/12/2020).
Sindrom Guillain-Barre (GBS) adalah kelainan langka dan tidak menular yang memengaruhi pergerakan lengan dan kaki.
Uji klinis Peru untuk vaksin Sinopharm akan selesai minggu ini, setelah menguji sekitar 12.000 orang.
Baca Juga: Wajib Dipenuhi selama Periode Emas, Kenali 3 Aspek Penting 1000 Hari Pertama Kehidupan
Jika berhasil, pemerintah Peru diharapkan membeli hingga 20 juta dosis vaksin Sinopharm untuk penyuntikan dua pertiga dari populasinya.
Namun hasil itu diperkirakan belum akan diketahui hingga pertengahan 2021.
Perlu diketahui bahwa vaksin covid-19 ini dibutuhkan 2 kali suntikkan agar dapat bekerja dengan baik, baik yang merasakan efek samping atau pun tidak.
Vaksin Covid-19 bisa saja belum melindungi tubuh hingga 1-2 minggu setelah suntikan kedua.(*)
Baca Juga: Jadi Syarat Wajib Keluar Masuk Jakarta, Ini Perbedaan Rapid Test Antibodi dan Rapid Test Antigen
View this post on Instagram
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL
Source | : | The Daily Mail,Health,Mayo Clinic,afp,CDC,GridHealth.ID |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar