Melansir dari cdc.gov, orang yang disuntikan vaksin covid-19 akan merasakan efek samping di dua tempat.
Kedua tempat tersebut yaitu lengan yang disuntikan dan seluruh tubuh.
Pada lengan yang disuntikkan akan mengalami rasa sakit dan pembengkakan.
Baca Juga: Kekurangan Zat Besi Bahaya Laten Bangsa Indonesia, Menciptakan Generasi Emas Bisa Gagal Karenanya
Sementara seluruh tubuhnya akan merasakan demam, panas dingin, kelelahan, dan sakit kepala.
Tapi jangan khawatir, efek samping ini tidak berlangsung terus menerus karena akan hilang dalam beberapa hari.
Kalau nanti mengalaminya setelah penyuntikkan vaksin, bisa mengurangi rasa sakit di lengan dengan cara mengompresnya dengan kain dingin.
Juga jangan malas dan takut untuk selalu menggunakan lengan yang disuntik untuk selalu aktif.
Sementara untuk mengurangi rasa tidak nyaman akibat efek samping di seluruh tubuh, perbanyaklah konsumsi cairan dan hindari pakaian tebal.
Baca Juga: Kabar Gembira, Jakarta Tak Lagi Masuk Daftar Kota Paling Polusi Udara di Dunia!
Tetapi kalau kemerahan atau nyeri di lengan yang baru saja mendapatkan suntikan tidak mereda atau bahkan meningkat setelah 24 jam, maka segeralah ke dokter.
Selain itu, waspadai juga kalau efek samping tidak kunjung hilang dalam waktu lama.
Adapun mengenai kasus di Amerika dan di Peru, berita mengenai 4 relawan vaksin yang mengidap kelumpuhan wajah atau Bell's palsy usai disuntik vaksin Covid-19, FDA menyebut kondisi tersebut disebut tidak berhubungan dengan uji coba vaksin.
Sementara itu, Pakar neurologi di David Geffen School of Medicine di UCLA, Jason D Hinman menjelaskan bahwa Bell's palsy bisa terjadi karena infeksi virus pada saraf.
"Ini bisa terjadi akibat trauma, tetapi lebih sering terjadi karena infeksi virus pada saraf itu sendiri," kata dia seperti dilansir Health, Jumat (11/12/2020).
Virus atau bakteri yang disebut biang bell's palsy di antaranya Herpes simpleks, HIV yang bisa merusak sistem kekebalan, Sarcoidosis biang radang organ, Herpes zoster, Virus Epstein-Barr, Penyakit Lyme yang disebabkan infeksi bakteri dari kutu.
Baca Juga: Sering Susah Tidur Jadi Pertanda Konsumsi Gula Berlebih, Begini Baiknya
Source | : | The Daily Mail,Health,Mayo Clinic,afp,CDC,GridHealth.ID |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar