GridHEALTH.id - Banyak negara kini mulai melakukan program vaksinasi setelah beberapa kandidat vaksin virus corona (Covid-19) ditemukan.
Langkah ini diambil pemerintah Indonesia yang berencana mendatangkan enam kandidat vaksin Covid-19 untuk program vaksinasi.
Diketahui vaksinasi sendiri adalah pemberian vaksin dengan cara disuntik atau diteteskan pada mulut guna memicu produksi antibodi untuk memberikan kekebalan terhadap suatu penyakit infeksi.
Sementara vaksin merupakan produk biologi berasal dari virus, bakteri atau dari kombinasi antara keduanya yang dilemahkan.
Menurut NHS vaksin diberikan kepada individu yang sehat guna merangsang munculnya antibodi atau kekebalan tubuh guna mencegah dari infeksi penyakit tertentu seperti Covid-19.
Adapun 6 kandidat vaksin Covid-19 tersebut diantaranya, vaksin dari PT Bio Farma (Persero), AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer/BioNTech, dan Sinovac.
Melihat temuan vaksin Covid-19 ini, tak sedikit masyarakat yang optimis jika vaksin virus corona dapat segera mengakhiri pandemi dan benar-benar membunuh virus tersebut.
Namun nyatanya vaksin Covid-19 yang ada, belum tentu melindungi selamanya tubuh seseorang yang sudah divaksinasi.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Tembus 7 Ribu, Bagi yang Berkerumun Lebih dari 5 Orang Bakal Kena Denda
Baca Juga: Manfaat yang Didapat Saat Bercinta di Pagi Hari Sungguh Dahsyat, Buktikan!
Kesimpulan tersebut berangkat dari sebuah laporan studi yang dimuat ke dalam surat di New England Journal of Medicine.
Dimana laporan itu menyatakan, bahwa vaksin Covid-19 bisa melindungi tubuh dari virus selama kurang lebih 119 hari, atau sekitar tiga bulan.
Sebelumnya, para dokter memantau 34 pasien pertama yang menerima vaksin virus corona buatan perusahaan Moderna.
Baca Juga: Kabar Gembira, Jakarta Tak Lagi Masuk Daftar Kota Paling Polusi Udara di Dunia!
Mereka menemukan, pada awalnya tubuh membentuk antibodi, namun antibodi itu akan menurun dalam beberapa minggu setelah vaksin virus corona diberikan.
Namun, antibodi itu masih tetap ada di tubuh pasien selama tiga bulan setelah kedua dosis diberikan, dan dalam tingkat lebih tinggi ketimbang pasien yang benar-benar baru pulih dari infeksi Covid-19.
"Memang jumlahnya kecil, tapi ini kabar baik," kata Kathleen Neuzil, direktur University of Maryland School of Medicine's Center for Vaccine Development and Global Health.
Baca Juga: Kekurangan Zat Besi Bahaya Laten Bangsa Indonesia, Menciptakan Generasi Emas Bisa Gagal Karenanya
Temuan tersebut bukan berarti kekebalan terhadap virus corona setelah disuntik vaksin hanya bertahan tiga bulan, melainkan durasi yang ditemukan para peneliti sejauh ini.
Para peneliti berencana melakukan lebih banyak penelitian untuk melihat berapa lama vaksin Covid-19 dapat bertahan.
Mereka juga berharap dapat mengembangkan tes darah yang membantu mengukur tingkat perlindungan seseorang terhadap infeksi virus corona.
Baca Juga: Wiku; Pasien Covid-19 di Indonesia Dengan Komorbid Penyakit Ginjal Paling Tinggi Risiko Kematiannya
Jadi, benar seperti yang disampaikan Satgas Penanganan Covid-19.
Meski sudah ada vaksin virus corona, masyarakat tetap harus menerapkan protokol kesehatan dengan mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak.
Pasalnya, vaksin virus corona tidak serta merta menghentikan pandemi Covid-19.(*)
Baca Juga: Usai Disuntik Vaksin Covid-19 Pfizer, 4 Orang Alami Lumpuh Wajah, Benarkah?
View this post on Instagram
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Source | : | Kompas.com,NHS |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Anjar Saputra |
Komentar