GridHEALTH.id - Ada beberapa penyebab mengapa diare diabetes (diare diabetikum) ini sering timbul.
Penyebabnya antara lain karena adanya pertumbuhan bakteri di usus, gangguan pada pankreas yang sering terjadi pada diabetes yang mengakibatkan terjadinya penyerapan nutrien yang buruk sehingga berakibat satu kondisi yang disebut sebagai neuropati diabetik.
Penyebab lainnya dari diare kronis pada penderita diabetes adalah bisa infeksi virus atau bakterial dan kondisi medis tertentu.
Dikutip dari tulisan dr. Indro Hariyanto, SpPD yang berjudul “Diare Pada Penderita Diabetes” di laman RS. Husada Utama, Surabaya, gejala yang terjadi dari diare diabetikum :
- Diare akan terjadi terutama pada malam hari
- Keluhan sering muncul atau dirasakan dengan diselingi oleh periode obstipasi (sukar buang air besar) dimana penderita biasanya tidak mampu untuk mengontrol kondisi tersebut.
Pada pasien dengan riwayat diabetes dengan berlalunya waktu sering terjadi pada kerusakan saraf di seluruh tubuh yang dikenal sebagai neuropati diabetik.
Baca Juga: Masih Jadi Pertanyaan Awam, Apa Sebenarnya Penyebab Diabetes?
Baca Juga: Studi : Manfaat Bangun Pagi Mengurangi Keinginan Makan Berlebih
Baca Juga: 5 Kebiasaan Pagi Hari Bagi Penyandang Diabetes Agar Kadar Gula Darah Terkontrol
Kondisi ini akan mengakibatkan terjadinya mati rasa dan kadang kala terasa lemah dan nyeri di daerah lengan, kaki dan tangan. Neuropati ini juga bisa terjadi di bagian lain termasuk di traktus gastrointestinal.
Neuropati diabetik ini akan lebih mudah terjadi pada penderita diabetes bila ada kondisi di bawah ini;
- Memiliki kesukaran untuk mengontrol gula darah.
- Memiliki kadar yang tinggi dari kadar lemak dan tekanan darah.
- Dengan berat badan berlebih.
- Usia di atas 40 tahun.
Lihat postingan ini di Instagram
Diabetes tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat dikelola agar tidak terjadi komplikasi. Caranya adalah dengan melakukan hal-hal berikut;.
1. Perencanaan makan yang baik, melakukan 3J (Jumlah, Jadwal, dan Jenis)
2. Melakukan aktivitas fisik atau olahraga yang teratur setidaknya 3 kali seminggu, selama minimal 30 menit. Misalnya lari santai, jalan kaki, bersepeda, berenang dan lainnya
3. Obat yang diminum (antidiabetik) ataupun terapi suntik insulin. Contoh obat minum adalah golongan antidiabetik oral
Baca Juga: Menjaga Jarak Sosial, Benarkah Melemahkan Sistem Kekebalan? Cek Faktanya
Baca Juga: Ahli Minta Vaksin Covid-19 Ke Lansia dan Anak-anak Perlu Hati-hati
Baca Juga: Studi di Kanada, Melamun Tentang Cinta Bisa Hilangkan Stres
4. Monitor kadar glikemik. Diskusikan target kadar glukosa darah dengan dokter yang merawat. (*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL
Source | : | RS Husada Utama Surabaya |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar