GridHEALTH.ID - Generasi unggul adalah generasi yang potensial.
Karena di tangan generasi unggullah cita-cita bangsa dan negara digantungan.
Baca Juga: Khasiat Air Rendaman Belimbing Bagi Penderita Hipertensi Luar Biasa, Bisa Turunkan Darah Tinggi
Untuk memiliki generasi unggul yang sesuai harapan harus direncanakan dan diprogram.
Karenanya di Indonesia ada yang namanya program 1000 hari pertama kehidupan (1000 HPK).
Di Jerman hal ini sudah sudah dilakukan sejak zaman pemerintahan Nazi.
Baca Juga: Masalah Pelik Baru Mulai Muncul Akibat Pandemi Covid-19, Filipina Merasakannya, Puncaknya 2021
Kala itu program untuk melahirkan generasi unggul ditangani langsung oleh Nazi.
Program tersebut tidak banyak yang mengetahuinya kala itu.
Karena program tersebut sangat rahasia.
Nazi dalam menjalankan program tersebut mulai dari merekrut perempuan yang akan mengandung dan melahirkan generasi unggul Nazi.
Juga merekrut dan mempersiapkan pria yang akan menjadi 'mesin' yang membuahi para perempuan tersebut.
Program tersebut bernama Lebensborn.
Baca Juga: Idealnya BAB Dilakukan Setiap Hari, Bila Sembelit Ini Waktu yang Bisa Ditolerir
Kita semua saat ini tidak akan tahu seperti apa program Lebensborn secara detail jika tidak ada saksi hidup yang ikut secara langsung program Lebensborn.
Salah satu orang yang menceritakan mengenai program Lebensborn ini adalah seorang perempuan yang disiapkan menjadi ibu generasi unggul Nazi kala itu.
Perempuan tersebut pun sukses hamil dan melahirkan anak dalam proggram Lebensborn tersebut.
Dia adalah Hildegard Trutz.
Baca Juga: Ada Varian Baru Corona, WNA Dilarang Masuk Indonesia Mulai 1 Januari 2021
Menurut ceritanya yang diketahui dari pemberitaan historyextra.com (29 Desember 2020), pada 1936, Hildegard Trutz direkrut dalam sebuah program rahasia.
Setelah berada di dalamnya Hildegard Trutz baru tahu jika itu adalah sebuah program rahasia Nazi untuk bisa memiliki generasi unggul, bernama Lebensborn.
Dalam program Lebensborn perempuan terpilih akan dibina dan dijaga semaksimal mungkin mulai dari A sampai Z.
Lalu mereka akan disuguhkan pasangan unggul hasil seleksi ketat.
Baca Juga: 2 Juta Vaksin Covid-19 Sudah Diberikan Pada Warga AS, Indonesia Masih Menanti Verifikasi
Selanjutnya mereka diminta memilih pasangannya yang mereka sukai, untuk melakukan hubungan intim hingga si perempuan hamil.
Anak yang dilahirkan itulah goals program Lebensborn, yang menghasilkan anak-anak Arya (ras ras unggul dan paling murni).
Diperkirakan sekitar 20.000 bayi Arya telah lahir dan dibesarkan selama 12 tahun (1933-1945), di Jerman dan Norwegia.
Pada saat itu, banyak perempuan muda Jerman yang ingin melahirkan anak Arya. Karena mereka mencintai Hitler.
Hildegard Trutz sendiri termasuk salah satunya.
Dirinya telah menjadi pendukung setia Nazi sejak Hitler berkuasa.
Dia telah bergabung dengan Bund Deutscher Mädel (BDM atau perempuan yang setara dengan Pemuda Hitler) pada 1933 dan senang menghadiri pertemuan mingguannya.
Trutz dengan cepat menjadi pemimpin BDM lokal.
"Saya ditunjuk sebagai contoh sempurna dari wanita Nordik," katanya.
"Selain kaki saya yang panjang dan belalai saya yang panjang, saya memiliki pinggul dan panggul yang lebar untuk melahirkan anak."
di 1936, saat berusia delapan belas tahun, Trutz mendapat tawaran dari pemimpin BDM untuk masuk dalam program Lebensborn.
Setelah menyetujui. Trutz pun menjalani serangkaian tes medis, bersama dengan penyelidikan menyeluruh atas latar belakangnya.
Baca Juga: Tegas, Warga yang Beraktivitas Tak Pakai Masker di Bekasi Bakal Didenda Hingga Rp 50 Juta
Sangat penting bahwa dia tidak memiliki darah Yahudi.
Setelah dinyatakan lulus seleksi, Trutz masuk camp di kastil tua di Bavaria, dekat Tegernsee.
Di sana ada empat puluh gadis lain. Mereka semua menggunakan nama samaran.
"Yang Anda butuhkan untuk diterima di sana hanyalah sertifikat keturunan Arya setidaknya sejauh kakek buyut Anda."
Selain itu, "Kami harus membuat pernyataan berdasarkan undang-undang bahwa tidak pernah ada kasus penyakit keturunan, dipsomania, atau ketidakmampuan dalam keluarga kami."
Baca Juga: Sakit yang Diderita Imel Putri, Sampai Dirinya Takut Mati di Ruang Operasi dan Dapatkan Keajaiban
Camp Lebensborn tersebut sangat mewah.
Ada ruang umum untuk olahraga dan permainan, perpustakaan, ruang musik, dan bahkan bioskop.
"Makanan adalah yang terbaik yang pernah saya rasakan; kami tidak harus bekerja dan ada banyak sekali pelayan," cerita Trutz.
Dia mengaku memanjakan diri dan malas dan dia dengan cepat belajar menikmati hidup di kastil.
Baca Juga: GeNose, Alat Pendeteksi Virus Corona Buatan UGM yang Hasilnya Bisa Keluar Dalam 2 Menit
"Seluruh tempat berada di bawah tanggung jawab seorang profesor, seorang dokter SS tingkat atas, yang memeriksa kita masing-masing dengan sangat teliti begitu kita tiba," kata Trutz.
Profesor itu juga memperingatkan gadis-gadis itu bahwa mereka harus menandatangani dokumen yang melepaskan semua klaim atas setiap anak yang mereka kelak.
Karena anak-anak itu akan menjadi milik negara.
Mereka akan dibesarkan di institusi khusus yang akan menanamkan kesetiaan mutlak pada cita-cita Nazi.
Singkat cerita, di dalam camp Lebensborn, Trutz dan gadis-gadis lainnya diperkenalkan dengan laki-laki SS yang akan menjadi mitra pembiakan mereka.
"Mereka semua sangat tinggi dan kuat dengan mata biru dan rambut pirang," kenang Trutz.
Dalam sesi pendekatan itu begitu menyenangkan.
Ada sesi perkenalan diri, bermain game bersama, menonton film dan menikmati malam sosial di kastil.
"Kami diberi waktu sekitar satu minggu untuk memilih pria yang kami sukai, dan kami diberitahu untuk memastikan bahwa rambut dan matanya sama persis dengan kami," kata Trutz.
"Ketika kami telah membuat pilihan kami, kami harus menunggu sampai hari kesepuluh setelah permulaan haid terakhir," papar Trutz.
Baca Juga: WNA Mulai Dilarang Masuk Indonesia, Penyebabnya Ada Varian Baru Virus Corona
Setiap gadis diberi pemeriksaan medis lagi dan diberitahu untuk menerima pria SS pilihannya di kamarnya malam itu juga.
Trutz sangat bersemangat, tidak hanya tentang aktivitas seksual, tetapi fakta bahwa dia melakukan itu semua atas dasar cinta.
"Karena saya dan ayah dari anak saya sangat percaya pada pentingnya apa yang kami lakukan."
Baca Juga: Pasien Cuci Darah Bisa Pergi Liburan dengan Melakukan Hal-hal Ini
"Lami tidak memiliki rasa malu atau hambatan apa pun. "
Trutz sangat terkesan dengan 'penampilan luar biasa' dari pasangan pilihannya.
Prioa pilihannya tidur dengan Trutz selama tiga malam di minggu pertama itu.
Di malam-malam lainnya, dia harus tidur dengan gadis-gadis lain di kastil.
Kembali singkat cerita, Trutz hamil dan dipindahkan ke rumah bersalin selama sembilan bulan berikutnya.
Baca Juga: 4 Cara Atasi Perut Kencang saat Hamil Muda agar Tak Jadi Masalah kehamilan Serius
"Saya dikurung selama kehamilan hingga melahirkan."
"Itu bukanlah kelahiran yang mudah."
Tapi pada akhirnya Trutz melahirkan seorang bayi laki-laki. Namun dirinya tidak pernah melihat anaknya lagi.
Sang anak dibawa ke rumah khusus. Sementara dia akan tinggal sebagai pelayan setia negara Nazi.
Pada tahun-tahun berikutnya Trutz sempat ingin kembali mengikuti progran Lebensborn, tetapi dia akhirnya jatuh cinta dengan seorang perwira muda dan mereka menikah.
Baca Juga: Cegah Gangguan Metabolik, Ini Cara Efektif Kurangi Kebiasaan Konsumsi Garam Berlebih
Hingga akhir hayatnya, Trutz tidak pernah menemukan apa yang terjadi dengan anaknya dan nasib akhirnya tetap menjadi misteri.(*)
View this post on Instagram
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar