GridHEALTH.id - Positivity rate harian kasus virus corona (Covid-19) di Indonesia naik mencapai 30,4% pada Mingggu (10/01/2021).
Positivity rate merupakan persentase jumlah kasus positif terinfeksi virus corona yang dibagi dengan jumlah orang yang dites.
Angka 30,4% tersebut didapat dari data jumlah kasus positif Covid-19 hari ini sebanyak 9.640 orang dibagi dengan jumlah pemeriksaan harian yang dilakukan terhadap 31.743 orang, untuk kemudian dikali 100.
Positivity rate harian tertinggi sebelumnya terjadi pada 1 dan 2 Januari lalu, masing-masing 29,4% dan 29,5%
Data harian positivity rate Indonesia hari ini sudah enam kali lipat melebihi standar yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia PBB (WHO), yakni sebesar 5%.
Semakin rendah positivity rate di sebuah negara, berarti jumlah orang yang dites semakin banyak dan upaya pelacakan kontak erat memadai.
Baca Juga: Pemerintah Tetapkan PSBB Ketat 11 Hingga 25 Januari 2021, Hanya di Jawa dan Bali
Baca Juga: Pilot dan Kru Kabin Pesawat Wajib Tes Kesehatan Sebelum Terbang, Ini Deretan Pemeriksaannya
Dalam tiga hari terakhir, positivity rate di Indonesia di atas 20%, yakni pada 7 Januari ( 20,8%), 8 Januari (24,9%), dan 9 Januari (25,4%).
Dari pengkinian data terakhir, kasus Covid-19 positif yang terkonfirmasi di Indonesia dilaporkan sebanyak 818.386 kasus.
Lihat postingan ini di Instagram
Sementara korban meninggal karena Covid-19 tercatat 23.947 orang. Sebanyak 673.511 orang dinyatakan telah pulih dan masih ada 120.928 yang menjalani perawatan atau tercatat sebagai kasus aktif.
Dari angka-angka yang terkonfirmasi positif, menunjukkan angka penularan Covid-19 masih tinggi. Dan adanya orang tanpa gejala (OTG) yang dapat menyebarkan virus salah satu yang paling diwaspadai.
Para ahli Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menemukan, lebih dari setengah dari total penularan Covid-19 ternyata berasal dari orang yang tidak mempunyai gejala. Dengan kata lain, mayoritas penyebaran virus corona berasal dari OTG atau silent carrier.
Dilansir dari The Washington Post, skenario model dasar dari CDC menunjukkan, sebesar 59% dari semua penularan berasal dari orang tanpa gejala. Bahkan 24% di antaranya tidak pernah menunjukkan gejala sama sekali.
"Intinya, mengendalikan pandemi Covid-19 benar-benar harus mewaspadai penularan secara diam-diam dari orang-orang tanpa gejala," kata Wakil Direktur CDC untuk penyakit menular Jay C. Butler.
Baca Juga: Ini Dia Deretan Makanan dan Minuman Penyebab MetabolismeJadi Lambat
Baca Juga: Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin Targetkan Maret 2022 Indonesia Capai Herd Immunity
Hal ini merupakan tantangan yang berat dan perlu pemahaman lebih karena pandemi akan lebih sulit dikendalikan jika orang tersebut menulari orang lain, tanpa menyadari dirinya sakit.
Namun, seorang profesor di Departemen Pengobatan Darurat Universitas Johns Hopkins Eili Klein mempermasalahkan terkait istilah yang tidak spesifik dan perlu dijabarkan lebih lanjut.
Dikutip dari The Hufftington Post (08/01/2021) Klein mengatakan,"Apa artinya tanpa gejala? Misalnya, beberapa orang menunjukkan gejala sebelumnya, dan mungkin menyebarkan virus sebelum menyadari dirinya sakit.
Sedangkan, orang lain mungkin tidak pernah mengembangkan gejala apa pun atau memiliki gejala yang begitu ringan hingga tidak merasakannya sama sekali, tapi tetap dapat menularkan virus."
Kedua kelompok tersebut kemungkinan mempunyai peran kunci dalam penyebaran Covid-19.
Selama ini upaya yang dilakukan seperti pemeriksaan suhu atau program pengujian, sebagian besar menargetkan individu yang sakit parah.
Padahal tindakan ini kemungkinan besar akan melewatkan banyak pembawa virus secara diam-diam atau silent carrier.
Baca Juga: Studi : Kurang Minum Berdampak Pada Menurunnya Gairah Bercinta
Maka para peneliti pada studi ini menyerukan pengujian strategis terhadap orang-orang yang tidak sakit.
"Itu termasuk siapa saja yang terpapar orang yang dites positif Covid-19, serta pengujian luas untuk orang-orang yang berisiko lebih tinggi memaparkan (virus ke) orang lain," ujar penulis studi.
Klein menegaskan, pelacakan kontak masih menjadi bagian penting, karena hal ini membuat sulit untuk benar-benar memahami penyebaran virus di antara orang-orang yang tidak memiliki gejala.
"Sangat sulit untuk mengetahui dengan pasti apa yang terjadi tanpa pelacakan kontak yang benar-benar baik," tutur Klein.
Baca Juga: 10 Keuntungan Olahraga di Pagi Hari, Anti Polusi dan Tambah Semangat
Hal yang perlu digarisbawahi, tindakan pencegahan dengan penerapan protokol kesehatan seperti cuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak sosial menjadi bagian yang benar-benar harus dilakukan oleh semuanya demi mencegah penularan Covid-19.(*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL
Source | : | Kompas.com,The Huffington Post,The Washington Post,Center for Disease Control and Prevention,CNN International |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar