Pasalnya, varian baru ini memiliki 17 mutasi dan 6 di antaranya di protein spike (paku).
Untuk itu, guna mendeteksi keberadaan varian baru B117 ini harus dilakukan analisis pengurutan total genomnya.
”Kalau analisis PCR biasa hasilnya bisa tidak konklusif, jadi tidak ada jalan lain selain WGS (whole genome sequencing),” katanya.
Namun perlu diketahui, untuk menganalisis sekunes genom, membutuhkan biaya tidak murah.
Menurut Herawati, untuk 20 spesimen saja butuh biaya sekitar Rp 300 juta atau sekitar Rp 15 juta per spesimen.
”Sejauh ini Eijkman telah melakukan analisis WGS 40 genom, dan menargetkan melakukan analisis terhadap 1.000 spesimen,” katanya. (*)
View this post on Instagram
#hadapicorona
Source | : | Kompas.com,Reuters |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar