“Ini adalah angka yang sangat besar. Kami ingin orang menyadari bahwa rokok elektrik tidak aman. Ada bahaya yang signifikan dari produk ini,” kata peneliti senior Bonnie Halpern-Feisher, profesor dan dokter anak dari Universitas Stanford, California, Amerika.
Menurut Halpern-Feisher, vape dapat memengaruhi paru dan sistem kekebalan tubuh.
Selain itu, ada jalan bahwa virus penyebab Covid-19 masuk ke dalam sel.
Kebiasaan merokok vape membuat jalan tersebut lebih mudah.
Baca Juga: Pasca Keguguran, Sule Sebut Nathalie Holscher Siap Jalani Program Hamil Sebulan Lagi, Memang Boleh?
Sementara itu, sekelompok peneliti di Translational Research Center di Universitas Umeå menemukan adanya cairan gel bening, sangat mirip dengan kondisi paru-paru orang yang tenggelam.
Para ilmuwan tidak mengetahui kenapa ada cairan gel bening di paru-paru pasien Covid-19 dalam kondisi kritis atau yang telah meninggal.
Diketahui, cairan tersebut merupakan asam hialuronat yang dapat mengikat sejumlah besar air di jaringan molekul panjang, ia dapat membentuk zat mirip gel.
Source | : | Kompas.com,ncbi |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar