GridHEALTH.id - Aktor tampan asal Malaysia, Aliff Alli kini dikabarkan telah sembuh dari infeksi virus corona (Covid-19).
Seperti diwartakan sebelumnya, Aliff Alli sempat menjalani perawatan di Wisma Atlet hingga dikabarkan kritis dan harus menggunakan alat bantu pernapasan.
Baca Juga: Layaknya Perokok, Pengguna Rokok Elektrik 5 Kali Lebih Rentan Terpapar Virus Corona
Bahkan, Aliff Alli sempat dikabarkan sembuh, namun setelah melakukan pengecekan kembali pada akhir Desember, dia kembali dinyatakan positif Covid-19.
Menurut penuturan kuasa hukumnya, Asgar Sjarfi, terjangkit virus corona yang kedua kalinya ini sampai membuat adik Miller Khan itu terbaring koma di rumah sakit.
Namun kini, meski telah kembali ke rumah, Aliff masih dalam pengawasan dokter lantaran kondisinya masih belum stabil.
Asgar menjelaskan kalau masih ada cairan dalam paru-paru Aliff sehingga membuatnya cukup kesulitan mengucapkan kata-kata.
"Sudah siuman, sudah bisa bicara. Cuma dia masih ngos-ngosan, masih pakai kursi roda, kondisi masih enggak stabil," tutur Asgar, Kamis (28/1/2021).
Asgar mengatakan, ada cairan dalam paru-paru Aliff karena penggunaan vape atau rokok elektronik.
Baca Juga: Pasien Kanker Aman Menerima Vaksin Covid-19, Kata Onkologis di Turki
Gara-gara itu virus corona mengendap lama dalam paru-paru Aliff sehingga membuatnya koma.
"Kalau kata dokternya, diagnosis secara lisan ke kita itu karena vape."
"Paru-parunya kan cair, nah Covid-19 nya itu berenang lama di paru-parunya karena ada penyakit bawaan vape itu," kata Asgar, dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: Cara Mendapatkan BLT Program Keluarga Harapan dari Kemensos, Bumil Hingga Manula Dapat
"Waktu sama vape aja kan dia biasa, apa ya, perpaduan vape dan Covid-19-nya yang membuat dia ringkih," ujar Asgar melanjutkan.
Menurut temuan terbaru yang muat dalam Journal of Adolescent Health, diketahui bahwa risiko penularan pengguna vape 5 kali lebih besar dibanding bukan perokok, sedangkan perokok konvensional beresiko 7 kali lebih tinggi.
“Ini adalah angka yang sangat besar. Kami ingin orang menyadari bahwa rokok elektrik tidak aman. Ada bahaya yang signifikan dari produk ini,” kata peneliti senior Bonnie Halpern-Feisher, profesor dan dokter anak dari Universitas Stanford, California, Amerika.
Menurut Halpern-Feisher, vape dapat memengaruhi paru dan sistem kekebalan tubuh.
Selain itu, ada jalan bahwa virus penyebab Covid-19 masuk ke dalam sel.
Kebiasaan merokok vape membuat jalan tersebut lebih mudah.
Baca Juga: Pasca Keguguran, Sule Sebut Nathalie Holscher Siap Jalani Program Hamil Sebulan Lagi, Memang Boleh?
Sementara itu, sekelompok peneliti di Translational Research Center di Universitas Umeå menemukan adanya cairan gel bening, sangat mirip dengan kondisi paru-paru orang yang tenggelam.
Para ilmuwan tidak mengetahui kenapa ada cairan gel bening di paru-paru pasien Covid-19 dalam kondisi kritis atau yang telah meninggal.
Diketahui, cairan tersebut merupakan asam hialuronat yang dapat mengikat sejumlah besar air di jaringan molekul panjang, ia dapat membentuk zat mirip gel.
Proses inilah yang memicu kerusakan di alveoli paru-paru pasien Covid-19 dan mengakibatkan pasien membutuhkan perawatan ventilator dan dalam kasus terburuk mereka meninggal karena gagal napas.
Sedangkan, peneliti dari Texas Tech University, juga menemukan korelasi antara perokok dan peningkatan risiko stroke pada pasien Covid-19.
Virus SARS-CoV-2 diduga dapat menginfeksi jaringan saraf manusia.
Merokok dapat meningkatkan faktor koagulasi atau pengentalan darah yang pada ujungnya berkontribusi pada risiko stroke.
Berkaca dari pengalaman Aliff Alli, ada baiknya untuk para perokok atau pengguna vape untuk mengurangi konsumsi barang tersebut guna meminimalisir paparan virus corona (Covid-19). (*)
Baca Juga: Sering Rasakan Janin Cegukan dalam Kandungan, Amankah atau Tanda-tanda Hamil Bermasalah?
View this post on Instagram
#hadapicorona
Source | : | Kompas.com,ncbi |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar