GridHEALTH.id - Strain atau varian baru virus corona yang pertama kali diidentifikasi secara publik pada bulan Desember 2020 di tenggara Inggris, terutama di Kent dan Essex, kini telah menyebar dengan cepat ke seluruh dunia dan menjadi strain dominan.
Kepala Badan Medis Inggris, Profesor Chris Witty dan pakar medis lainnya memberi tahu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang keberadaan varian baru, yang diyakini pertama kali terlihat dalam pengujian laboratorium pada September atau Oktober 2021, menyoroti bahwa varian tu tampaknya menyebar lebih cepat dari yang sebelumnya.
Terlepas dari kecepatan dan gejala Covid-19 yang baru, pemerintah Inggris dengan cepat meyakinkan orang-orang bahwa itu tidak lebih mematikan dan juga tidak memerlukan pengobatan yang berbeda. Itu juga masih bisa menjadi sasaran program vaksin.
Meskipun strain awalnya terlokalisasi, ia menyebar dengan cepat dan pada bulan Januari 2021merupakan bentuk yang paling umum di Inggris dan Irlandia Utara, bahkan telah menyebar secara internasional.
Namun sebagian kalangan medis di Inggris percaya, varian baru ini meningkatkan jumlah kematian dan meningkatnya tekanan pada kapasitas NHS dan ICU. Inggris kini telah mencapai 100.000 kematian pada Januari 2021 lalu.
Seperti yang pertama, pengetahuan tentang jenis baru tersebut meningkat dan berkembang dari minggu ke minggu, dengan beberapa pertanyaan masih belum terjawab.
Baca Juga: 3 Dari 4 Pasien Masih Alami Gejala Covid-19 6 Bulan Setelah Tertular
Baca Juga: Pemanis Buatan Tetap Berisiko Munculkan Diabetes dan Obesitas
Pada tanggal 23 Januari, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan bahwa jenis baru tersebut mungkin sebenarnya lebih mematikan.
“Itu (virus corona strain baru) mungkin terkait dengan tingkat kematian yang lebih tinggi,” katanya dalam konferensi pers di Downing Street (30/01/2021). Tapi Johnson mengakui masih banyak lagi yang tidak kita ketahui.
Lihat postingan ini di Instagram
Sejauh ini, WHO belum mengeluarkan daftar gejala yang berbeda untuk strain baru, dan mengulangi tiga gejala resmi yang sudah ada: demam (suhu tinggi), batuk baru dan terus-menerus, dan kehilangan atau perubahan pada indera perasa atau penciuman.
Namun survei oleh Kantor Statistik Nasional (ONS) di Inggris, yang diterbitkan pada 27 Januari 2021 menemukan bahwa batuk, sakit tenggorokan, dan kelelahan lebih sering terjadi pada orang dengan jenis baru tersebut.
Hilangnya rasa atau indra penciuman lebih kecil kemungkinannya terjadi pada mereka yang memiliki strain baru.
Dikatakan: “Orang yang dites positif kompatibel dengan varian Inggris baru lebih cenderung melaporkan gejala apapun dan gejala klasik, tetapi cenderung melaporkan hilangnya rasa dan bau. Tidak ada bukti perbedaan persentase yang melaporkan gejala gastrointestinal (gangguan pada pencernaan). "
Data dari ONS dikumpulkan antara 15 November dan 16 Januari 2021, saat strain baru terjadi di seluruh wilayah Inggris.
Baca Juga: Memulai Menstruasi Lebih Awal Mudah Alami Depresi Saat Dewasa
Baca Juga: Penyebab Ketidaknyamanan Perut Pada Penderita Sindrom Iritasi Usus Besar
Laporan batuk meningkat dari sekitar 27% menjadi 35% dari mereka yang terinfeksi, misalnya.
Meski ONS mengatakan pergeseran gejala mungkin didorong oleh varian baru yang menyebar lebih cepat di tubuh, mereka juga menemukan orang dengan varian baru lebih cenderung melaporkan memiliki gejala dibandingkan dengan strain pertama.
"Ini mungkin karena peningkatan kesadaran tentang Covid-19. Tetapi kami tidak menemukan bukti perbedaan gejala gastrointestinal, sesak napas atau sakit kepala," kata seorang pejabat ONS dikutip dari The Guardian (30/01/2021).
Gejala tambahan ini penting karena telah dilaporkan dalam penelitian skala besar lainnya, seperti aplikasi Zoe King's College, yang telah mengumpulkan data dari ribuan pasien positif Covid-19 di seluruh dunia.
Itu adalah salah satu badan resmi pertama yang merekomendasikan menambahkan hilangnya rasa dan bau ke daftar gejala.
Apakah strain baru menyebar secara berbeda? Sir Patrick Vallance, Kepala Penasihat Ilmiah Kerajaan Inggris mengatakan, jenis baru ini dapat menyerang siapa pun dari segala usia.
Baca Juga: 6 Makanan Sehari-hari Yang Dapat Meningkatkan Kesehatan Otak
Baca Juga: Pintar Cara Mengelola Amarah Agar Tak Berdampak Pada Kesehatan
“Harap diingat bahwa penyakit ini dapat ditularkan tidak hanya dengan berdiri terlalu dekat dengan seseorang dalam antrian supermarket, tetapi juga dengan menangani sesuatu yang disentuh oleh orang yang terinfeksi.
Dan ingat juga bahwa satu dari tiga orang dengan Covid-19 tidak memiliki gejala, dan itulah mengapa pesan tentang mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak tetap penting hingga sekarang."
Baca Juga: Jantung Sehat yang Bisa Melawan Penuaan Dini dan Bikin Panjang Umur
Baca Juga: Hati-hati, Anak Vegetarian Memiliki Tingkat Vitamin D yang Rendah
Apa yang harus dilakukan jika mengalami gejala? Semua pusat layanan kesehatan di seluruh dunia menyarankan dua hal yang harus kita lakukan jika memiliki salah satu gejala utama adalah menjalani tes dan tinggal di rumah sampai hasil tes didapat. (*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL
Source | : | WHO,National Health Institute,The Guardian |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar