GridHEALTH.id - Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Doni Monardo pun mengatakan kasus aktif Covid-19 di Indonesia saat ini termasuk paling tinggi di dunia.
“Sudah hampir 1 tahun kita bertempur berperang menghadapi Covid-19, namun kasusnya bukannya semakin rendah, kasus aktif kita termasuk yang tertinggi saat ini di dunia,” kata Doni dalam Rapat Koordinasi Satuan Tugas Penanganan Covid-19 secara virtual, Minggu (07/02/2021).
Tercatat kasus aktif Covid-19 di Indonesia per 8 Februari 2021 sebanyak 1. 176.433 kasus. Saat ini Indonesia menurut data worldometers berada pada tiga belas di antara negara-negara dengan kasus aktif Covid-19 tertinggi.
Posisi pertama kasus aktif tertinggi yakni Amerika Serikat dengan 9.777.591 kasus, Perancis 3.005.846 kasus, Inggris 1.927.871 kasus, Brazil 903.049 kasus, Belgia 652.781 kasus, Rusia 438.678 kasus, Italia 427.034 kasus, Serbia 370.704 kasus, Meksiko 278.156 kasus, Polandia 204.965 kasus, Swiss 204.667 kasus, Jerman 193.801 kasus, dan Indonesia 176.433 kasus.
Sehingga, kata Doni, jika kasus Covid-19 tidak segera dikendalikan dengan memutus rantai penularan maka tingkat keterisian rumah sakit akan semakin penuh dan tidak mampu untuk merawat pasien lagi.
“Kita memiliki pasien Covid 175.000-an orang, artinya ada 175.000 orang kasus Covid-19 saat ini di Tanah Air. Dan kalau ini tidak dikendalikan dengan memutus mata rantai penularannya, maka rumah sakit kita tidak akan mampu untuk merawat pasien,” kata Doni juga terinfeksi Covid-19
Baca Juga: Berani Lakukan Testing 12 Kali Lipat Standar WHO, Satgas Covid-19 Minta Daerah Belajar dari DKI
Sementara itu, Prof Wiku Adisasmito, masih tingginya kasus Covid-19 di Indonesia karena virus SARS-CoV-2 yang masih banyak bersirkulasi. Hal ini berbeda dengan di negara lain seperti Cina dan Singapura.
"Di Indonesia kenapa kasusnya tinggi, karena virusnya masih banyak bersirkulasi. Karena masih diberi kesempatan oleh orang-orang Indonesia yang masih berkerumun," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito dalam dialog lewat daring tentang perkembangan kasus Covid-19, dikutip dari kompas.com (05/01/2021).
Lihat postingan ini di Instagram
Wiku lantas membandingkan Indonesia dengan Singapura dan China yang sudah jauh menurun, karena sirkulasi virus di negara tersebut tersisa sedikit.
Karena virus corona yang beredar di Singapura dan China semakin sedikit, maka virus terbatas ruang geraknya dan tidak bisa menulari orang lain sehingga kasusnya hanya sedikit.
Sementara di Indonesia, kata Wiku, virus masih mudah berpindah-pindah dan memperbanyak diri karena masih terdapat banyak kerumunan manusia. "Jadi dia bisa loncat bisa menular, pada saat menular dia mengimplifikasi, jumlahnya makin banyak," jelas Wiku.
Wiku menyebut cara agar virus tidak bisa memperbanyak diri di Indonesia adalah dengan mempersempit gerak virus agar tidak bisa meloncat dari satu manusia ke manusia lain.
Yang perlu dilakukan adalah dengan menerapkan protokol kesehatan dengan ketat 3M.
Baca Juga: Giliran Berikutnya, BPOM Izinkan Lansia Disuntik Vaksin Covid-19
"Kalau melakukan 3M harusnya tidak bisa meloncat dan menulari lagi. Sehingga populasi (virus) makin lama makin turun. Ini kita berperang melawan virus, kita harus sama smart seperti virus, mereka bisa memperbanyak diri kalau menular, kita cegah mereka menular dengan 3M," kata Wiku. (*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL
Source | : | Kompas.com,Antara |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar