GridHEALTH.id - Polemik pengembangan vaksin Nusantara yang dikembangkan mantan Menteri Kesehatan (Menkes) dr Terawan Agus Putranto terus berlanjut.
Kabar terbaru, dokter yang juga influencer Tirta Mandira Hudhi alis dokter Tirta mendukung sikap tegas BPOM.
"Vaksin nusantara? Ya setop lah, ngapain boros-borosin uang. Vaksinnya dari Amerika semua," kata dokter Tirta, dikutip dari Kompas.com, Kamis (25/03/2021).
Memang benar, hingga kini vaksin Nusantara tak juga mendapat restu dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), yang berarti terancam setop.
Riset vaksin ini juga mendapat catatan karena tidak melalui uji preklinis pada hewan.
Tetapi penggagasnya dr Terawan menyebut tahapan uji preklinis sudah dilakukan oleh mitra penelitian di Amerika Serikat yaitu AIVITA Biomedical.
Baca Juga: Setelah Riset Vaksin Nusantara Terawan Distop, DPR Keukeuh Minta Dilanjutkan Karena Satu Hal Ini
Baca Juga: Ilmuwan Dunia Berkumpul, Ungkap 4 Teori Kemungkinan Asal Covid-19
"Saya sudah WA-kan hasil uji klinik mengenai vaksin safety dan efikasi oleh pihak ketiga di Amerika karena itu sudah dikerjakan," jelas Terawan dalam Raker DPR Komisi IX Rabu (10/03/2021), dikutip dari Antara.
Menurut dokter Tirta, ia mendukung penilaian BPOM bukan berarti tidak mendukung inovasi para peneliti lokal.
Lihat postingan ini di Instagram
Dokter Tirta lalu mencontohkan, ada riset lain yakni vaksin merah putih yang juga dikembangkan para ilmuwan anak bangsa di Eijkman Institut dengan tetap mengikuti kaidah riset ilmiah.
"Nggak masalah produk lokal. Cuma kan urgensi kita menyediakan vaksin yang paling aman untuk masyarakat, kalaupun nanti kita bisa menyediakan vaksin lokal, ya tentu harus sesuai aturan yang berlaku," jelas dokter Tirta.
Diketahui sebelumnya, vaksin Nusantara dihentikan sementara oleh tim peneliti dengan mengajukan surat permohonan kepada Kemenkes.
Alasannya, untuk melengkapi dokumen persyaratan kepada BPOM agar bisa melanjutkan proses uji klinis fase II.
Kepala BPOM Penny Lukito membeberkan beberapa hal terkait penelitian vaksin tersebut yang dinilai tak sesuai dengan kaidah medis.
Baca Juga: Sindrom Mata Kering Jangan Dianggap Sepele, Bisa Menganggu Saraf di Otak Hingga Timbulkan Migrain
Baca Juga: Sering Sembelit? Konsumsi 7 Makanan Pelancar Buang Air Besar Ini
Salah satunya, terdapat perbedaan lokasi penelitian dengan pihak sebelumnya yang mengajukan diri sebagai komite etik.
"Pemenuhan kaidah good clinical practice juga tidak dilaksanakan dalam penelitian ini. Komite etik dari RSPAD Gatot Subroto, tapi pelaksanaan penelitian ada di RS dr Kariadi," kata Penny dikutip dari GridHEALTH.id (23 Maret2021).
Sementara itu, juru bicara vaksinasi Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi mengakui RS Dr Kariadi telah mengajukan penundaan sementara riset vaksin nusantara. Penundaan diajukan karena ada kelengkapan yang belum terpenuhi.
Baca Juga: 9 Cara Agar Aliran Darah Lancar dan Terkontrol Demi Kesehatan Jantung
Baca Juga: Bau Mulut di Bulan Puasa, Begini Cara Mengusirnya
"Iya betul ada surat penundaan sementara karena ada syarat yang harus dilengkapi untuk pelaksanaan uji fase kedua," kata Nadia dikutip dari detikcom, Senin (22/3/2021). (*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL
Source | : | Kompas.com,Antara,detik.com,Gridhealth.id |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar