GridHEALTH.id - Lebih dari 40% penderita diabetes tipe 2 awalnya menolak rekomendasi dokter untuk terapi insulin, ungkap sebuah penelitian baru yang dilakukan oleh Universitas Birmingham di Inggris.
Penelitian yang terbit pada November 2020 dan dimuat dalam European Journal of Endocrinology itu menyebutkan, orang dewasa yang lebih tua dan mereka yang sudah mengonsumsi obat diabetes lain lebih cenderung menolak terapi insulin.
Padahal orang yang menunda terapi insulin memiliki kontrol glikemik yang lebih buruk, dan mereka membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai kadar gula darah yang lebih sehat.
Sampel yang diambil dari pasien di rumah sakit Queen Elizabet Hospital di Birmingham itu menemukan, 0rang dewasa yang lebih tua dan mereka yang sudah mengonsumsi obat diabetes lain lebih cenderung menolak terapi insulin.
Para peneliti mencatat bahwa menunda terapi insulin dapat menimbulkan konsekuensi kesehatan yang parah dan memperpendek masa hidup seseorang. Perlu dicatat bahwa terapi insulin tidak selalu berupa suntikan insulin, namun dapat juga berupa obat oral (diminum).
Risiko ini muncul pada diabetes tipe 2. Ini adalah bentuk diabetes yang paling umum, dan menyumbang sekitar 90% dari semua kasus diabetes.
Baca Juga: Inovasi Baru 2-in-1 insulin Co-Formulation Bantu Penyandang Diabetes Kelola Gula Darah
Baca Juga: Studi, Ketagihan Minuman Mengandung Alkohol Membuat Susah Tidur
Diabetes tipe 2 terjadi ketika kadar gula darah naik karena masalah dengan penggunaan atau produksi insulin.
Apakah insulin itu? Ini adalah hormon yang mengatur pergerakan glukosa darah, atau gula, ke dalam sel, yang menggunakannya sebagai energi.
Lihat postingan ini di Instagram
Meskipun diabetes tipe 2 dapat muncul pada semua usia, ini paling sering terjadi pada orang dewasa yang lebih tua - usia 45 tahun ke atas.
Namun, kondisi ini semakin terlihat pada anak-anak, remaja dan dewasa muda akibat obesitas, aktivitas fisik dan pola makan yang buruk.
Beberapa faktor risiko dikaitkan dengan diabetes tipe 2. Ini termasuk riwayat keluarga, kegemukan, pola makan tidak sehat, malas bergerak, pertambahan usia, hipertensi, etnis tertentu, toleransi glukosa terganggu (IGT), riwayat diabetes gestasional dan gizi buruk selama kehamilan.
Diabetes tipe 2 dapat didiagnosis dengan tes darah yang mengukur kadar glukosa darah. Penderita diabetes memiliki kadar gula darah 126 miligram per desiliter (mg / dl) atau lebih.
Tidak ada obat untuk diabetes. Pola makan yang sehat, aktivitas fisik yang teratur, dan menjaga berat badan yang sehat adalah kunci pengelolaan diabetes tipe 2. Dokter mungkin meresepkan obat oral dan insulin untuk membantu mengontrol kadar glukosa darah.
Baca Juga: Bisakah Keringat Berlebih Menurunkan Berat Badan? Ini Kata Ahli
Baca Juga: Kondisi Kesehatan Penyebab Sesak Napas, Dari Asma Hingga Covid-19
Dokter merekomendasikan pemeriksaan rutin jika seseorang memiliki faktor risiko lain, seperti obesitas. Skrining rutin dapat membantu mendeteksi kondisi pada tahap awal. Diagnosis dini dapat membantu memperlambat, menghentikan, atau membalikkan perkembangan diabetes. (*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL
Source | : | Diabetes Mellitus Federation,European Journal of Endocrinology,Diabetic Medicine |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar