Menurut litbang.kemendagri.go.id, terapi cuci otak dr. Terawan belum selesai melewati uji klinis yang memadai. Karenanya dipersoalkan dan membuatnya dipecat IDI.
Moh. Hasan Machfoed, adalah Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia yang menjadi saksi ahli dalam pemeriksaan etik terhadap metode pengobatan Terawan oleh Pengurus Besar IDI.
Menurutnya, klaim dr. Terawan terhadap terapinya tidak memiliki basis ilmiah yang kuat.
Karena mantan Kepala RSPAD tersebut langsung mengujinya ke pasien tanpa terlebih dahulu diuji oleh majelis kolegium (diuji oleh sidang oleh praktisi dan pakar dari disiplin ilmu terkait).
Saat itu dr. Terawan sudah menjalankan terapinya ke banyak pasien, bahkan para pejabat dan tokoh nasional, seperti Moeldoko, Jusuf Kalla, Mahfud MD, Dedi Mulyadi, Edhie Baskoro, SBY, Agus Hermanto, hingga Prabowo.
Baca Juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Sakit Kepala di Siang Hari Saat Puasa Ramadan
Para elite negara tersebut pun memberikan pernyataan yang isinya mendukung dr Terawan.
Nah, hal ini sepertinya terjadi pada Vaksin Nusantara.
Politisi senior Aburizal Bakrie menjadi salah seorang pertama non-relawan yang diberi vaksin Nusantara.
Kita, masyarakat, mungkin tinggal menunggu testimoni dari Ical serta, bukan tidak mungkin, para politisi-politisi elite Indonesia lainnya.
Bahkan kabarkanya banyak anggota DPR pun telah mendapat Vaksin Nusantara.
Karena pihak yang mendukung Vakisn Nusantara saat ini salah satunya adalah wakil rakyat di DPR RI.
Baca Juga: Ikuti Tip Ini Untuk Membuat Makanan Cepat Saji Jadi Lebih Sehat
Source | : | kompas,intisari,litbang.kemendagri.go.id |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar