Adapun sisanya merupakan transmisi lokal, yaitu di Sumatera dua orang, seorang di Jawa Barat, dan seorang lagi di Kalimantan Selatan.
Tetapi Budi Gunadi tidak merinci nama varian atau hasil mutasi virus corona yang berasal dari India itu.
Lebih lanjut Dicky Budiman mengaku dia tidak terlalu heran ketika mengetahui Indonesia "kebobolan" dengan kasus varian baru covid-19 asal India muncul di Indonesia.
Ketika beberapa kasus varian baru itu ditemukan di sebuah komunitas, menurutnya, itu artinya virus 'sudah menyebar dan sudah banyak' yang terpapar.
"Jadi, tidak hanya di komunitas itu saja," kata Dicky. Hal ini dia tekankan varian baru ini memiliki 'kekuatan dalam kecepatan penularan'.
Apabila virus Covid-19 biasa membutuhkan dua minggu untuk penyebarannya, maka varian baru asal India ini bisa dalam seminggu.
"Sehingga, dari satu bulan itu, bisa ribuan," jelas Dicky yang juga mengatakan, apabila Indonesia tidak mampu memperbaiki kinerjanya dalam melacak kasus akan muncul situasi 'sulit'.
"Ini adalah masa yang kritis buat Indonesia," ujarnya. Untuk itulah, dia meminta agar pemeritah terus meningkatkan upaya membatasi dan mengawasi mobilitas anggota masyarakat di pintu perbatasan, baik darat, laut, atau udara.
"Tindakan karantina, termasuk juga penguatan di dalam merespon 3T (test, tracing, dan treatment), vaksinasi terutama bagi kelompok rentan, 5M, serta surveillance genomic (pelacakan genom), harus ditingkatkan," kata Dicky.(*)
Baca Juga: Cara Sahur Sesuai Contoh Rasulullah SAW, Dapat Pahala Juga Kesehatan
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL
Source | : | Kompas.com,TribunJakarta.com,BBC News Indonesia |
Penulis | : | Ine Yulita Sari |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar