Dilansir dari jurnal berjudul "The Effects Of Violence On Health" dilaman healthaffairs.org, disebutkan bahwa berbagai bentuk kekerasan dapat mempengaruhi kesehatan orang-orang yang menjadi sasaran, pelaku, dan masyarakat di mana keduanya tinggal.
Dari penelitian yang sudah dilakukan, efek biologis dari kekerasan semakin mencakup efek pada otak, sistem neuroendokrin, dan respons imun.
Konsekuensi pada kesehatan termasuk peningkatan insiden depresi, kecemasan, gangguan stres pasca trauma, dan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular.
Konsekuensi kesehatan dari kekerasan ini bervariasi dengan usia dan jenis kelamin korban serta bentuk kekerasan.
Orang bisa menjadi korban berbagai bentuk kekerasan, dan efek kesehatannya bisa kumulatif.
Di sisi lain, dr. Sonia Loviarny dari Alodokter juga menjelaskan bahwa bagian wajah merupakan salah satu bagian yang rentan mengalami cedera apabila terkena trauma tertentu.
Benturan atau tamparan yang cukup keras dapat menyebabkan cedera atau kerusakan pada jaringan tubuh. Kerusakan ini bergantung seberapa kuat trauma tersebut.
Beberapa kondisi yang mungkin terjadi, diantaranya:
- Memar pada permukaan kulit.
- Bengkak pada jaringan di bawah kulit.
- Dislokasi atau masalah pada sendi rahang.
- Tulang retak hingga patah.
- Kerusakan organ bagian dalam, pada daerah mulut, hidung, telinga, hingga mata.
Baca Juga: Covid-19 Mulai Mengancam, Dokter: 'Jangan Bicara Saat Di Transportasi Umum'
Source | : | Kontan.co.id,Healthaffairs.org,Alodokter.com,France24.com |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar