GridHEALTH.id - Masyarakat dunia tentu sudah tahu jika China, khususnya laboratorium Virologi Wuhan kini tengah dalam tudingan sebagai penyebab pandemi Covid-19.
Laboratorium Wuhan selalu dipojokan dengan isu kebocoran yang menyebabkan virus keluar dari tempat penelitian.
Mengenai tudingan tersebut pemerintah China selalu mengelak. Tapi mereka tidak juga bisa membuktikan jika pandemi Covid-19 bukan dari kebocoran dan bukan dari laboratorium yang berada di Wuhan.
Namun Shi Zhengli, ahli virus terkemuka asal China di Institut Virologi Wuhan membeberakan pa ayang sebenarnya terjadi alias faktanya.
Kepada New York Times, Shi Zhengli membeberkannya.
Dalam awal wawancara Shi Zhengli pun mengakui bahwa "kebiasaan China menyimpan rahasia" membuat klaimnya sulit untuk dikuatkan.
Baca Juga: Inilah Aturan PPKM Mikro Baru DKI Jakarta yang Sudah Diberlakukan Sejak 15 Juni
Tapi Shi Zhengli mengatakan, tudingan kebocoran hingga penyebab pandemi Covid-19 pada laboratorium Wuhan itu tidak benar dan beralasan.
Saat masuk pertanyaan mengenai hal itu, kebocoran, dengan suara marah Shi Zhengli mengatakan, "Bagaimana bisa ada bukti dari hal-hal yang sebenarnya tidak ada?"
"Saya tidak tahu mengapa dunia memiliki pola pikir ini, mempengaruhi ilmuwan yang tidak bersalah," tambahnya.
Menjawab pertanyaan apakah laboratorium Wuhan adalah tempat penyimpanan virus SARS-CoV-2 sebelum pandemi merebak, Shi Zhengli menegaskan "tidak."
Shi Zhengli pun menyesalkan pemerintah China pernah menolak ilmuan internasional menyelidiki laboratorium Wuhan secara independen.
Baca Juga: Terbukti Negatif Covid-19 Setelah Dikebumikan, 196 Kuburan Dibongkar
Sebab hal tersebut membuat apa yang dikatakan Shi Zhengli tentang tidak benarnya tudingan kebocoran di laboratorium Wuhan tidak kuat di mata dunia.
Shi Zhengli mengakui dirinya pernah memimpin tim peneliti ke gua kelelawar untuk mengumpulkan sampel virus, mempelajari bagaimana virus ditularkan ke manusia.
Baca Juga: Di Tempat Ini Jenazah di Dalam Peti Mati Digantung di Lereng Tebing, Bukan di Kubur
Di laboratorium ini, Shi dan rekan-rekannya mengumpulkan lebih dari 10.000 sampel penelitian kelelawar di seluruh China.
"Laboratorium saya tidak meneliti atau menguji pengeditan yang meningkatkan infektivitas virus," kata Shi Zhengli.
"Semua spekulasi didasarkan pada rumor palsu," katanya.
Menanggapi pertanyaan tentang penelitian virus SARS yang masih dilakukan di laboratorium level 2, Shi mengatakan alasannya karena tidak ada bukti bahwa virus dalam percobaan tersebut dapat menular ke manusia.
Virologi Wuhan selalu terbuka untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan komunitas ilmiah internasional.
"Ini bukan lagi pertanyaan ilmiah tetapi rumor yang didasarkan pada kecurigaan. Aku tidak perlu takut," katanya.
Baca Juga: Ubi dan Minyak Kelapa Nyata Bisa Memperbesar Buah Dada Tanpa Operasi
Shi Zhengli mengatakan, fakta bahwa beberapa negara mempolitisasi pertanyaan asal usul Covid-19 membuatnya tidak lagi tertarik untuk mencari asal usul virus tersebut.
Sebaliknya, ia fokus pada vaksin Covid-19 dan penelitian lainnya.
Secara bertahap, Shi Zhengli merasa dirinya lebih tenang sebelum rumor palsu itu.
"Saya yakin saya tidak melakukan kesalahan. Saya tidak perlu takut," kata Shi Zhengli kepada New York Times.
Untuk diketahui, Shi Zhengli hari ini adalah simbol kemajuan ilmiah China, pemimpin dalam penelitian tentang virus baru.
"Dia ilmuwan yang sangat baik, sangat berhati-hati, menganggap pekerjaannya sangat serius," kata Dr. Robert C. Gallo, direktur Institut Virologi di Fakultas Kedokteran Universitas Maryland di AS.
Institut Virologi Wuhan, yang memiliki hampir 300 karyawan, adalah rumah bagi salah satu dari hanya dua laboratorium biosafety level 4 di China.
Shi membangun karirnya di Institut Virologi Wuhan, dimulai sebagai asisten peneliti pada tahun 1990 dan sekarang menjadi ilmuwan terkemuka.
Baca Juga: Dokter Ungkap Cara Ampuh Cegah Nyeri Sendi dan Otot Saat WFH
Shi Zhengli (57), memperoleh gelar PhD dari Universitas Montpellier di Prancis pada 2000 dan mulai meneliti kelelawar pada 2004, setelah wabah SARS.(*)
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar