GridHEALTH.id - Diare adalah masalah umum pada bayi dan anak-anak, tetapi jika tidak dikelola dengan baik, dapat dengan cepat menjadi mematikan.
Seorang anak dikatakan menderita diare jika buang air besar encer atau cair sedikitnya tiga kali sehari. Gejala lain dari diare termasuk muntah, sakit perut, sakit kepala dan demam.
Kondisi ini sebagian besar disebabkan oleh infeksi gastrointestinal yang disebabkan oleh beberapa jenis bakteri, virus, atau parasit yang ditularkan ke manusia melalui makanan atau air yang terkontaminasi.
Sedemikian rupa sehingga sekitar 88% anak yang meninggal karena diare, tertular karena mengkonsumsi air yang tidak bersih, hidup dengan higiene di bawah standar dan dalam kondisi sanitasi yang buruk.
Penyebab paling umum dari diare adalah rotavirus dan bertanggung jawab atas sekitar 40% dari semua rawat inap di rumah sakit di antara anak-anak di bawah usia lima tahun, di seluruh dunia.
Saat diare karena anak sering buang air besar, maka akan menguras air dalam tubuh anak. Ini dapat memiliki konsekuensi serius karena 75% dari berat badan kita terdiri dari air, terlebih lagi pada anak-anak.
Baca Juga: Bayi Sering Menangis? Bisa Jadi Tanda Dehidrasi, Atasi dengan Cara Ini
Baca Juga: Dokter Mata Amerika Sarankan Lepas Contact Lens Saat Pandemi Covid-19
Seorang anak yang menderita dehidrasi menunjukkan gejala seperti mulut kering dan lengket, urine berwarna kuning tua atau tidak ada urine sama sekali, tidak ada air mata saat menangis, dan kulit dingin atau kering.
Ingatlah bahwa bukan diare yang berbahaya bagi anak, tetapi dehidrasi yang mengubah keseimbangan alami air dan elektrolit tubuh.
Dehidrasi berat dapat menyebabkan kejang, kegagalan organ, dan kerusakan otak. Anak-anak di bawah dua tahun sangat rentan.
Mereka dapat meninggal karena dehidrasi dalam beberapa hari atau bahkan lebih awal karena tinja yang encer mengeluarkan beberapa elektrolit dan nutrisi dari tubuh, termasuk kalium dan natrium, yang tanpanya organ dalam tidak dapat berfungsi dengan baik.
Tujuan pengobatan diare adalah untuk mencegah dehidrasi dengan terus mengisi kembali tubuh anak dengan air dan elektrolit.
Meskipun air merupakan elemen penting dalam rehidrasi tubuh, air tidak memiliki jumlah elektrolit yang cukup yang sangat dibutuhkan anak saat diare.
Oleh karena itu pengobatan yang tepat untuk diare meliputi terapi rehidrasi oral, suplementasi seng, vitamin A dan folat, serta pemberian makanan lanjutan.
Baca Juga: Penyakit Infeksi Akibat Bakteri Acanthamoeba Keratitis Pada Lensa Kontak Bisa Sebabkan Kebutaan
Baca Juga: Luka Diabetes, Ini Pentingnya Pemeriksaan Kaki Setiap Hari
Dengan mengingat fakta ini, dokter mengatakan bahwa garam rehidrasi oral atau oralit harus segera dimulai begitu muncul muntah pertama atau tinja yang encer.
Paket ORS pra-paket tersedia secara luas. Di fasilitas kesehatan seperti puskesmas, oralit sering kali diberikan gratis.
Ketika dicampur dengan air yang aman dan diberikan kepada anak, minuman oralit merehidrasi tubuh dan memasok garam dan elektrolit lain dalam jumlah yang cukup.
Lakukan pemberian oralit sesuai dengan petunjuk di bungkus obat atau saran dokter.
Lebih penting lagi, menggabungkan seng dan oralit sangat penting karena seng membantu mengurangi keparahan dan durasi diare.
Baca Juga: 5 Tanda Kadar Kolesterol Sudah Lampu Merah, Bahayanya Ke Jantung!
Kombinasi ini sangat direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk pengobatan diare sederhana pada anak-anak. (*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL
Source | : | Child Development Institute,kemenkes.go.id,nakita.grid.id |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar