GridHEALTH.id - Indonesia saat ini sedang kewalahan mengahadapi varian virus delta.
Beberapa bulan lalu, varian virus delta ini telah membuat kocar kasir India, penyebab terjadinya tsunami Covid-19.
Kini, varfian virus delta ini telah mendominasi Indonesia, khususnya DKI Jakarta.
Paling dikhawatirkan, akan terjadinya mutasi virus Delta plus, yang ternyata dikhawatirkan juga oleh para ilmuan dan dokter di India.
Lembaga Biologi Molekuler Eijkman menyebut saat ini varian virus Delta tersebut mulai mendominasi di Indonesia.
Menurut Kepala LBM Eijkman, Amin Soebandrio, hal itu dilihat berdasarkan pengamatan Eijkman dari sampel virus yang telah diisolasi.
”Dari virus yang diisolasi belakangan ini, mulai kelihatan varian delta ini mulai mendominasi,” kata Amin, Senin (28/6/2021).
Baca Juga: Ivermectin Pernah Membuat Ilmuan WHO Asal India Disomasi dengan Pasal Pembunuhan
Amin pun mengatakan, saat ini pasien yang terpapar varian Delta di Indonesia paling banyak berada di DKI Jakarta, kemudian di Jawa Barat.
Lainnya ada di yakni Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Banten.
Jika ditotal saat ini sudah ada 246 pasien.
Di DKI Jakarta sendiri saat ini, ditemukan 68 kasus transmisi lokal Varian Delta. 46 kasus transmisi lokal di DKI Jakarta, dan 22 di wilayah Bodetabek.
Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dwi Oktavia dalam keterangan tertulis pada Senin (28/6/2021), "46 transmisi lokal varian Delta di DKI Jakarta, 22 transmisi lokal varian Delta di Bodetabek yang mana pemeriksaannya dilakukan di Jakarta," kata Dwi.
Baca Juga: Syarat Anak Indonesia Bisa Mendapatkan Vaksin Covid-19 Program Pemerintah
Selan transmisi lokal, Dwi juga mengungkapkan bahwa ada 20 kasus virus corona varian Delta yang teridentifikasi dari perjalanan orang keluar negeri atau kasus impor.
Sementara kasus Varian Delta yang masih dalam proses verifikasi sebanyak 25 kasus.
Jadi total orang yang terjangkit varian Delta di Jabodetabek saat ini berjumlah 113 kasus dari 980 sampel yang diperiksa.
Sementara itu, varian Alpha (B.117) ditemukan sebanyak 12 kasus dan varian Beta (B.1.351) ditemukan tiga kasus.
Prihal varian virus Delta yang ditakutkan, yaitu varian Delta Plus menurut Amin sementara ini belum ditemukan mutasi yang dikhawatirkan itu.
"Kalau saya amati sementara di antara delta itu belum ditemukan mutasi yang dikhawatirkan itu," ujarnya.
Untuk diketahui, Varian Delta Plus disebut sebagai mutasi Varian Delta yang telah dikhawatirkan di India.
Baca Juga: BPOM Izinkan Sinovac Diberikan Ke Anak, Jokowi Minta Segera Vaksinasi
India telah memperhatikan varian Delta Plus dengan ada kekhawatiran bahwa varian ini berpotensi lebih menular.
Sampai-sampai Menteri Kesehatan India mengatakan sejumlah penelitian menunjukkan varian yang disebut Delta plus atau dikenal sebagai AY.1, lebih mudah menyebar, lebih mudah menempel di sel paru-paru.
Serta berpotensi kebal terhadap terapi antibodi monoklonal juga infus antibotik intravena untuk menetralisir virus.
Menurut pemberitaan BBC Indonesia pada Kamis (24/6/2021), setidaknya 16 sampel tersebut ditemukan di Maharasthra, satu dari negara bagian yang paling terdampak pandemi Covid-19.
Di dunia, varian virus Delta plus juga telah ditemukan di sembilan negara; Amerika Serikat, Inggris, Portugal, Swiss, Jepang, Polandia, Nepal, Rusia dan China.
Tapi bagi pakar Virologi, pengkategorian varian virus delta plus ini justru dipertanyakan. Kenapa disebut sebagai "varian yang mengkhawatirkan".
Sebab hingga saat ini datanya belum ada.(*)
Baca Juga: Ivermectin Obat Cacing, Bisa Juga Untuk Pencegahan Infeksi Covid-19
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar