Ini menunjukkan bahwa mereka akan menjadi responden normal atau rendah terhadap stimulasi ovarium ketika pengobatan dimulai.
"Secara umum, data menunjukkan tidak ada variasi tingkat AMH sebelum dan sesudah infeksi SARS-CoV-2, dan kami dapat berasumsi bahwa peluang keberhasilan dalam perawatan kesuburan mereka tetap utuh," kata Dr Maria Cruz Palomino dari IVI Madrid, dikutip dari surat kabar Spanyol, El Mundo (22/06/2021).
Hasilnya memang menunjukkan sedikit penurunan dalam pengukuran AMH pada mereka yang diprediksi sebagai responden normal, yang menurut Palomino bukan penurunan radikal dan tidak mungkin membahayakan cadangan ovarium.
"Tetapi kami terus mempelajari, meski tidak menurun secara radikal, kami ingin melihat apakah penurunan ini terkait dengan infeksi SARS-Cov-2".
Ada kekhawatiran karena virus menyerang sel targetnya dengan mengikat reseptor ACE2, yang banyak diekspresikan di ovarium (serta rahim, vagina, dan plasenta).
Hal ini telah menyebabkan beberapa kecemasan bagi wanita yang sedang menjalani perawatan kesuburan untuk bisa mengikuti program bayi tabung.
Baca Juga: Studi: Asap Tembakau Meningkatkan Risiko Obesitas Pada Anak-anak
Baca Juga: Waspadai Diare Diabetikum, Penyandang Diabetes Rawan Adanya Pertumbuhan Bakteri di Usus
Tetapi penelitian menunjukkan bahwa, meskipun terdapat variasi kadar AMH sebagai penanda cadangan ovarium, variasi ini tampaknya bergantung pada respons pasien terhadap stimulasi ovarium, bukan pada infeksi SARS-Cov-2.
"Maka kita bisa berasumsi bahwa peluang keberhasilan pengobatan kesuburan tetap utuh," kata Palomino. (*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL
Source | : | El Mundo |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar