GridHEALTH.id - Kabar duka terus menyelimuti tanah air.
Kali ini Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja dilaporkan wafat di Rumah Sakit Siloam, Kelapa Dua Tanggerang pada Minggu (11/7/2021).
Eka dinyatakan meninggal dunia setelah 10 hari menjalani perawatan karena terinfeksi virus corona (Covid-19).
Kabar duka ini pun dikonfirmasi langsung oleh Kepala Sub Bagian Komunikasi Pimpinan pada Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Sekretariat Daerah Kabupaten Bekasi, Ramdhan Nurul Ikhsan.
"Betul sekitar pukul 21.30 WIB," ujar Ramadhan dilansir dari Kompas.com (11/7/2021).
Menurutnya, Eka dirawat di rumah sakit karena positif Covid-19 sejak 1 Juli 2021.
Pada awalnya, almarhum sempat didiagnosis mengalami demam berdarah karena trombosit dan kadar oksigennya menurun.
Namun, akhirnya baru diketahui bahwa Eka positif Covid-19.
Baca Juga: Ketua Uji Klinis Vaksin Sinovac Bio Farma, dr Novilia Sjafri Bachtiar Wafat Karena Covid-19
Eka diketahui mempunyai riwayat penyakit jantung sebelum menjabat sebagai Bupati Bekasi.
Sebelum dirawat di RS Siloam Kelapa Dua Tangerang, Eka sempat kesulitan mendapat kamar ICU di wilayahnya sendiri yang penuh.
Akhirnya, Eka pun mendapat ruang ICU di rumah sakit swasta itu.
Melihat kejadian ini tentu sangat memprihatinkan.
Namun terlepas dari itu, penting untuk diingat bahwa orang dengan komorbid seperti Bupati Bekasi diatas memang sangat rentan saat terinfeksi Covid-19.
Dilansir dari laman RS Awal Bros, berdasarkan data yang ada, penderita sakit jantung memiliki risiko terjadi infeksi yang lebih berat, dan risiko kematian yang 2-3 kali lipat lebih tinggi dibandingkan pasien tanpa penyakit jantung.
Risiko yang sama juga dialami oleh pasien berusia diatas 65 tahun, penderita hipertensi/darah tinggi, diabetes melitus, penyakit ginjal, penyakit paru-paru kronis, dan penyakit gangguan kekebalan tubuh.
Data di Inggris menunjukkan 9 dari 10 pasien yang meninggal akibat Covid-19 memiliki faktor risiko tersebut di atas.
Baca Juga: Mantan Atlet Bulu Tangkis Wafat karena Covid-19, dia Kakak Dik Doank
Karena pada pasien jantung sudah terdapat abnormalitas struktur dan fungsi/kekuatan jantung.
Tanpa infeksi saja, kemampuan fisik pasien sudah menurun, ditandai dengan gejala nyeri dada dan sesak nafas.
Jantung yang tidak sehat tidak bisa mencukupi kebutuhan metabolik normal sehari-hari.
Dalam keadaan infeksi Covid-19, demam menyebabkan metabolisme meningkat, kebutuhan oksigen bertambah, batuk dan produksi lendir saluran nafas membuat tubuh semakin lelah.
Pasien jantung yang awalnya stabil bisa menunjukkan tanda perburukan (deteriorasi).
Akibatnya penyembuhan lebih sulit dan risiko kematian lebih tinggi.
Virus Covid-19 masuk ke dalam sel melalui reseptor ACE2. Reseptor ini juga banyak terdapat pada organ jantung dan lapisan endotel pembuluh darah.
Secara ilmiah, bisa dijelaskan bahwa SARS-CoV-2 secara langsung menginvasi dan merusak organ jantung.(*)
Baca Juga: Terkena Kasus Covid-19 yang Meninggi di India, Wakil Duta Besar Indonesia Wafat
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Source | : | Kompas.com,Awalbros.com |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar