Untuk penelitian ini, para peneliti melakukan penyelidikan acak untuk membandingkan keuntungan dari pemberian heparin dosis penuh terapeutik vs dosis rendah profilaksis untuk individu yang sakit sedang dengan Covid-19 yang dirawat di rumah sakit.
Sesuai penelitian, empat pasien (1,8%) yang menerima heparin terapeutik meninggal, dibandingkan dengan 18 (7,6%) yang menerima heparin profilaksis.
Sebuah meta-analisis lebih lanjut menemukan bahwa heparin terapeutik sangat membantu pada pasien rawat inap yang sakit sedang tetapi tidak pada pasien unit perawatan intensif yang sakit kritis.
Tetapi European Medicines Agency (EMA) telah mengeluarkan pedoman untuk menghindari penggunaan heparin untuk untuk mengobati pembekuan darah langka dan trombosit darah rendah pada orang yang telah menerima vaksin AstraZeneca atau Johnson & Johnson (J&J) Covid.
Keputusan EMA untuk menekankan pedoman ini konsisten dengan rekomendasi FDA dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), yang telah mengeluarkan peringatan keras untuk tidak menggunakan heparin dalam keadaan seperti itu, dengan mengatakan bahwa itu dapat memperburuk penyakit.
Baca Juga: 6 Tips Mudah dan Murah Untuk Mencegah Penyakit Infeksi Tenggorokan
Baca Juga: Tiga Jenis Puasa, Dari Praktik Keagamaan Hingga Ingin Langsing
Sebagai catatan, heparin adalah antikoagulan suntik yang digunakan untuk mencegah pembentukan gumpalan darah di arteri.
Source | : | Reuters,The Guardian |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar