Studi telah mengaitkan pengalaman traumatis, seperti kehilangan orangtua atau pengasuh, dengan peningkatan risiko penggunaan narkoba, kondisi kesehatan mental, dan kondisi perilaku dan kesehatan kronis lainnya.
Dalam makalah tersebut, Direktur NIDA Nora D. Volkow, MD, menyatakan, "Meskipun trauma yang dialami seorang anak setelah kehilangan orangtua atau pengasuh dapat menghancurkan, ada intervensi berbasis bukti yang dapat mencegah konsekuensi merugikan lebih lanjut, seperti pendampingan dan pengobatan, dan kita harus memastikan bahwa anak-anak memiliki akses ke intervensi ini."
Studi ini menggarisbawahi yatim piatu sebagai konsekuensi yang diabaikan dari pandemi dan menekankan bahwa kebutuhan mendesak untuk memberikan dukungan psikososial dan ekonomi berbasis bukti kepada anak-anak yang kehilangan pengasuh.
Di Indonesia sendiri belum ada data, berapa anak yang menjadi yatim piatu, kehilangan salah satu orangtua atau terlantar karena pandemi Covid-19.
Baca Juga: Obat Anti Mabuk, Diminum Sebelum atau Saat Perjalanan? Ini Jawaban Ahli
Baca Juga: Studi: Rutin Latihan Aerobik Kurangi Tingkat Depresi Pada Wanita
Negara dan lembaga hak asasi anak perlu segera turun tangan untuk memberikan pendampingan dan pengobatan, serta akses kepada psikolog/psikiater untuk meminimalisasi dampak traumatis pada anak.(*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL
Source | : | The Lancet |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar