GridHEALTH.id - Video yang menyebutkan organ tubuh jenazah Covidi-19 hilang membuat geger masyarakat Indonesia.
Informasi berbentuk foto dan video yang pertama kali diunggah di media sosial Facebook.
Video menyebutkan keluar darah dari mata jenazah pasien positif Covid-19.
Disebutkan juga salah satu mata jenazah pasien Covid-19 hilang.
Perekam video menyebut peristiwa terjadi di Kecamatan Paiton, Probolinggo.
Kemudian dari foto yang diunggah ditambahi keterangan jika kondisi diketahui setelah jenazah positif Covid-19 dibongkar.
Untungnya video tersebut segera dihapus pihak Facebook.
Sayangnya foto dan video tersebut sudah terlanjur menyebar luas dan diakses masyarakat.
Ternyata video tersebut hoax. Kasus hoax terkait organ tubuh jenazah Covid-19 ini sudah ada sejak tahun lalu. Tepatnya pada November 2020.
Mengenai video meresahkan tersebut, klarifikasi diberikan oleh Koordinator Pengamanan dan Penegakan Hukum Satgas Covid-19 Kabupaten Probolinggo, Ugas Irwanto.
Menurut Irwanto video itu merupakan video jenazah pasien positif Covid-19 asal Paiton, Probolinggo.
Warga geger melihat warga berinisial M meninggal dengan status positif Covid-19 di RSUD dr Moh Saleh, Kota Probolinggo.
Irwanto menyatakan, ternyata M didiagnosa penyakit stroke sampai mengalami pendarahan sebelum terkonfirmasi positif Covid-19.
Tekanan darah M tinggi menyebabkan pembuluh darahnya pecah, jelas Irwanto, hal yang menyebabkan pendarahan terjadi lewat mata, hidung, dan telinga.
Irwanto menjelaskan ia paham mengapa keluarga histeris saat menerima jenazah lebih-lebih mendapati kondisi jenazah yang demikian.
“Sekali lagi saya tegaskan, pendarahan itu karena stroke. Kita klarifikasi, matanya yang disebut dicongkel, itu tidak benar. Keluarga menyasksikan sendiri, matanya ada,” kata Ugas saat ditemui di Mapolres Probolinggo, Jumat (6/11/2020).
Setelah diusut polisi, ada 7 orang penyebar video hoax tersebut.
Mereka diamankan beberapa hari setelah pemakaman M.
Pada pengusutan kasus ini didatangkan keponakan pasien Covid-19 yang meninggal, yang bersaksi jika video tersebut salah.
Baca Juga: India Kembangkan Vaksin Covid-19 Lewat Hidung, Diklaim Memberi Perlindungan Tambahan
"Itu semua tidak benar, saya melihat dengan mata saya sendiri mata semua organ tubuh itu lengkap. Tidak ada satu pun yang hilang. Apalagi matanya dicongkel, jadi itu bohong," tegas M Ainur Huda, keponakan pasien Covid-19, Sabtu (7/11/2020) mengutip surya.co.id.
"Dan darah itu keluar dari hidung bukan dari mata," imbuhnya.
Dipastikan Ainur, meski video tersebut menampilkan pembukaan jenazah berada di rumah duka, namun pembuat video bukanlah dari pihak keluarga.
"Kalau dugaan dari lingkup keluarga tidak ada. Karena saat itu tidak ada keluarga yang menggunakan handphone," ucapnya.
Kata Ainur, terkait beredarnya video hoax tersebut, pihak keluarga mengaku sakit hati.
Untuk itu keluarga meminta agar pihak kepolisian bisa segera mengamankan pembuat video.
Ainur juga menjelaskan bahwa M memang memiliki penyakit penyerta atau komorbid.
"Memang ada riwayat sakit darah tinggi sama stroke," pungkasnya.
Imbas lainnya dari foto dan video tersebut, pihak rumah sakit dituduh menjual organ tubuh M.
Tentu dibantah oleh Plt Direktur RSUD Moh Saleh, Abraar Kuddah.
"Misalkan memang benar ada pengambilan organ terhadap pasien, tentunya pihak keluarga sudah protes sejak awal," jelas Abraar di RSUD Moh Saleh, Jumat (6/11/2020) malam dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: Cukup Semampunya Saja, Olahraga Ini Cocok untuk Pasien Covid-19 selama Isolasi Mandiri
"Bahkan untuk petinya kami rakit ketika ada jenazah kasus Covid-19. Jadi ukuran pas sesuai dengan tubuh jenazah, penempatan posisi jenazah pun tetap kami perhatikan. Jika dia muslim kami posisikan miring, dan apabila dia non-muslim kami posisikan terlentang," ujar Abraar.
Penting diketahui, selain karena pendarahan akibat stroke, pendarahan pada jenazah juga bisa karena proses lebam mayat.
Lebam mayat menyebabkan darah turun dari gravitasi yang paling tinggi.
Jika posisinya tidak berubah dalam waktu 6-8 jam, akan muncul warna kebiru-biruan di punggung jenazah.(*)
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar