GridHEALTH.id - Kata kunci vitamin, kini selalu diburu informasinya oleh masyarakat.
Hal ini masuk akal sebab, siapa sih yang ingin terpapar Covid-19? Tentu semua orang tidak menginginkannya.
Tapi satu hal yang harus kita ingat prihal vitamin, alih-alih membuat imunitas kuat, jika salah justru malah sebaliknya.
Untuk diketahui, vitamin memang penting sekali bagi tubuh. Karenanya itulah manusia harus tercukupi kebutuhan vitaminnya setiap hari.
Mencukupi kebutuhan vitamin harian inilah kunci utama yang harus kita pahami.
Kebutuhan vitamin harian manusia bisa dicukupi dengan makan bergizi seimbang setiap hari, dengan tidak lupa olahraga dan istirahat yang cukup.
Nah, asupan vitamin dari makanan inilah yang harus diutamakan dan paling aman.
Berbeda dengan asupan vitamin dari sumber lain, yaitu suplemen. Kita harus bijak dalam mengonsumsinya.
Baca Juga: 3 Tips Pola Makan Pada Lansia dengan Diabetes, Tetap Boleh Makan Enak!
Tak terkecuali untuk tujuan meningkatkan imunitas tubuh agar tidak mudah sakit karena infeksi Covid-19.
Mengenai hal ini Pandu Riono pun mewanti-wanti masyarakat Indonesia.
Menurut Pandu Riono yang bergelar PhD (Epidemiology) dari UCLA, MPH(Biostatistics)dari Univ. of Pittsburgh, dan gelar Dokternya dari FKUI, hindari konsumsi suplementasi apapun, vitamin atau herbal, dapat membahayakan.
Dia pun melanjutkan, tolak resep vitamin dari siapapun. Tapi konsumsi makanan lokal yg bernutrisi.
Hal itu disampaikannya langsung di akun Twitternya @drpriono1 (18/8/2021), sambil memberi tautan sebuah artikel yang dimuat di Tempo.co.id (18/8/2021).
Baca Juga: 3 Faktor Penyebab Diabetes di Usia Muda yang Sering Terabaikan
Dalam artikel di Tempo memberitakan prihal bahaya mengonsumsi suplemen vitamin D berlebihan.
Mengenai suplemen vitamin D berlebihan ini pun sudah pernah diulas oleh GridHEALTH.id dalam judul artikel 'Dr Tony Setiobudi Ungkap Berapa Kadar Vitamin D yang Bisa Menyebabkan Keracunan'.
Artikel tersebut melansir akun Youtube dr Tony, Senin (02/08/2021), seorang ahli ortopedi di Mount Elizabeth Hospital, Singapura.
Merujuk pada Endocrine Society, dr Tony mengatakan theurapetic range yang dianjurkan untuk vitamin D adalah 40-10 nanogram/ml.
Baca Juga: Dead Butt Syndrome, Sindrom Kebanyakan Duduk Bisa Berujung Kecacatan
"Kalau dengan minum 2.000-3.000 IU per hari kita bisa mencapai theurapetic range ini, maka minum dosis vitamin D yang lebih tinggi tidak berguna dan hanya meningkatkan risiko keracunan," terangnya.
Namun demikian pada kasus tertentu ada juga orang yang perlu minum vitamin D hingga 10.000 IU per hari untuk mencapai theurapetic range yang sama.
"Bagi orang ini , minumlah 10.000 IU per hari, tidak apa-apa. Tapi monitorlah baik-baik. Jangan sampai keracunan," ujar dr Tony.
Baca Juga: 12 Budaya Baru yang Harus Dibiasakan, Bisa Memutus Mata Rantai Infeksi Covid-19
Intinya, mengonsumsi suplemen vitamin, termasuk vitamin D tidak bisa sembarangan, apalagi asal ikut-ikutan. Dosis kita dengan oranglian bisa berbeda.
Karenanya, mengutip pernyataan Pandu Riono yang dicuit di akun Twitternya (19/8/2021), "Ubi, singkong adalah makanan lokal yg perlu dikonsumsi dan dapat diolah untuk memperkaya budaya kuliner. Juga menumbuhkan ekonomi rakyat yg dapat diandalkan. Ketahanan pangan itu jauh lebih penting dari industri produk makanan atau suplementasi sintensis. @kementan".
Kalaupun harus mengonsumsi suplemen, baiknya untuk orang awam konsultasi terlebih dahulu pada tenaga kesehatan.(*)
Source | : | Twitter - Pandu Vitamin,GridHEALTH - Vitamin |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar