GridHEALTH.id - Deddy Corbuzier kini terus menjadi perbincangan di berbagai kalangan masyarakat.
Setelah sempat menceritakan dirinya terkena badai sitokin hingga hampir meninggal, Deddy Corbuzier mengaku menyesal baru sadar bahwa vaksin Covid-19 sebenarnya membawa manfaat besar.
Melalui kanal YouTube-nya pada Selasa (25/8/2021), Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang menjadi bintang tamu dalam Podcast tersebut merasa kaget saat mendengar bahwa Deddy Corbuzier belum melakukan vaksinasi Covid-19.
Namun bukan tanpa sebab, Dedy Corbuzier memiliki alasan tersendiri mengapa dirinya belum melakukan vaksinasi.
Baca Juga: Anies Baswedan Beri Kabar Gembira: Tempat Ibadah Buka 50 Persen, Maksimal 50 Orang
Deddy berpikir agar para lanjut usia (lansia) yang mendapat suntikan vaksin Covid-19 terlebih dahulu dibanding anak muda dengan kondisi tubuh yang sehat.
"Saya campaign 'ini manula-manula harus divaksin, yang muda jangan rebutan vaksin, kasih dulu yang tua, yang muda masih sehat, kasih yang tua,'" kata Deddy.
Alasan tersebut rupanya didasarkan pada kondisi dan jumlah vaksin Covid-19 yang masih terbatas di Indonesia.
Bahkan, Deddy sempat menyarankan kepada teman-temannya untuk mengutamakan vaksinasi Covid-19 pada lansia.
"Vaksin kita jumlahnya masih dikit, kita yang sehat-sehat tahan dulu deh, kasih orang yang butuh dulu deh," ucap Deddy.
Namun setelah dirinya terkena badai sitokin hingga paru-paru rusak 60 persen, Deddy merasa bersalah dan menyesal tidak divaksin dari dulu.
Ia mengakui bahwa vaksin Covid-19 membantu supaya daya tahan atau imun kuat untuk melawan virus corona.
"Tapi ternyata, vaksin itu membantu," tegas Deddy.
Seperti diketahui, vaksin Covid-19 memang memberikan manfaat banyak bagi kesehatan tubuh.
Berdasarkan Kementerian Kesehatan RI, vaksin Covid-19 bermanfaat untuk memberi perlindungan tubuh agar tidak jatuh sakit akibat Covid-19 dengan cara menimbulkan atau menstimulasi kekebalan spesifik dalam tubuh.
Selain itu, vaksin Covid-19 bisa mencegah kita menyebarkan virus corona ke orang lain.
Jika cakupan vaksinasi tinggi dan merata di suatu daerah, maka akan terbentuk kekebalan kelompok (herd immunity).
Melansir Mayo Clinic, manfaat vaksin Covid-19 salah satunya adalah mencegah virus corona menyebar dan bereplikasi, yang memungkinkannya bemutasi dan mungkin menjadi lebih kebal terhadap vaksin.
Dengan menurunkan laju infeksi Covid-19 dan memutus mata rantai pandemi Covid-19, kita pun dapat melindungi generasi selanjutnya dari penderitaan panjang terinfeksi penyakit ini.
Bahkan, seorang profesor di University of Alabama at Birmingham, Suzanne Judd, Ph.D menyatakan bahwa vaksin Covid-19 bisa memberikan dampak panjang.
Judd mengamati bahwa penyakit menular sebelumnya menyebabkan masalah kesehatan setelah bertahun-tahun.
Baca Juga: 7 Khasiat Jahe yang Kaya Antioksidan Jika Dikonsumsi Rutin Tiap Hari
"Hal yang sama mungkin berlaku untuk Covid-19. Mengingat bahwa kami tidak tahu apa risiko masa depan yang mungkin terjadi karena memiliki infeksi Covid-19, itu adalah risiko besar yang harus ditanggung seseorang dengan kesehatan mereka," ujarnya.
Profesor tersebut mengatakan, ada kemungkinan bahwa Covid-19 bisa menjadi penyakit menahun atau menyerang seseorang minimal sekali seumur hidup, seperti cacar air.
Terlepas dari itu, Deddy Corbuzier mengaku bingung dengan tindakannya yang memilih tidak divaksin.
"Saya memang enggak tahu pak, saya berpikir bodoh atau gimana," sambungnya sembari tertawa.
Baca Juga: Lingkaran Setan Kurang Gizi dan Infeksi, Penyebab Anak Gagal Tumbuh Alias Stunting
Baca Juga: Alasan Kenapa Booster Vaksin Covid-19 Diperlukan di Indonesia
"Padahal temennya Menkes," kata Budi Gunadi sembari tertawa. (*)
View this post on Instagram
#hadapicorona
Source | : | YouTube,Kemenkes RI,uab.edu |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar