Bukan hanya itu, bahan kima tawas juga bisa menyebabkan kerusakan paru-paru.
Dengan begitu, konsumsi garam atau tawas secara berlebihan tidak baik untuk kesehatan.
Biasanya menelan tawas akan membuat muntah, tetapi jika bisa menahannya, tawas dapat mengganggu keseimbangan ionik dalam aliran darah, seperti halnya overdosis pada elektrolit lainnya.
Dalam jangka panjang, tawas juga dapat menyebabkan paparan yang dapat meningkatkan risiko kanker tertentu, plak oral, hingga penyakit Alzheimer. Namun hal ini masih perlu didukung oleh hasil penelitian lebih lanjut.
Baca Juga: 7 Makanan Ajaib Ini Mencegah Pikun, Peningkat Daya Ingat Otak
Kembali kepada garam yang mengandung kaca dan tawas, menurut Jakfar Sodikin, Ketua Asosiasi Petani Garam Rakyat Indonesia (APGRI), tekstur yang lebih keras bukan berarti garam tersebut mengandung kaca.
"Begini cara mengecek apakah ini benar garam atau kaca," ucap Jakfar dilansir dari TribunJatim (31/7/2017).
Masih menurut Jakfar, satu hal yangharus masyarakat ketahui prihal garam, garam memiliki kandungan air di dalamnya, sehingga akan menempel dan terasa sedikit lengket di tangan.
"Baik garam lokal atau impor, garam tetap akan lengket di tangan," lanjutnya.
Jika dipantulkan ke cahaya atau matahari, garam tidak memantul seperti kaca.
Baca Juga: 6 Obat Flu dari Bahan Alami Rumahan, Salah Satunya dengan Air Garam
Source | : | ThoughtCo - tawas,TribunJatim - Garam |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar