Kesimpulan yang ditulis Adam di akhir cuitannya di instagram adalah terapi konvalesen berpotensi berbahaya karena dapat meningkatkan kejadian tidak diharapkan yang bisa mengancam nyawa bila diberikan pada 8 hingga 12 hari sejak gejala pernapasan muncul dan pasien sudah mendapatkan oksigen.
Dikutip dari JAMA dalam laporan kasus yang sangat sedikit antara pemberian plasma konvalesen dengan Covid-19, tampaknya terapi plasma paling mungkin berhasil ketika diberikan pada awal penyakit.
Ada kemungkinan bahwa, seiring perkembangan penyakit, respons inflamasi pasien sendiri terhadap virus menyebabkan banyak kerusakan dan penekanan virus oleh antibodi mungkin tidak lagi berguna.
Baca Juga: Studi : Glukosamin Tidak Membantu Pengobatan Osteoarthritis
Baca Juga: 5 Tips Untuk Membantu Menghindarkan Diri dari Penyakit Infeksi Menular
Malah JAMA menekankan pentingnya publik mengetahui bahwa terapi plasma dapat menyebabkan penyakit paru-paru parah yang disebut cedera paru akut terkait transfusi (TRALI/transfusion-related acute lung injury) dan juga dapat dikaitkan dengan penularan patogen melalui darah lainnya. (*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL
Source | : | Journal of American Medical Association,instagram @adamprabata |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar